JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo coba mengajarkan sedari dini kampanye menjaga alam dan lingkungan. Salah satunya memberi misi khusus untuk siswa sekolahan.
Hal itu disampaikan saat menghadiri Sarasehan dan Kampanye Lingkungan Hidup Kesiapsiagaan Pengendalian Kebakaran Hutan, di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah itu, diikuti lebih dari 300 orang peserta. Terdiri dari penyuluh kehutanan, Polisi Hutan, relawan, masyarakat peduli api, serta pelajar.
“Iya, jadi kita mencoba menggerakkan seluruh kekuatan dari LHK, Dinas Pertanian, Pak Kades, Perhutani, kita gerakkan seluruh kekuatan. Termasuk ini ada kawan-kawan yang kemarin menang lomba penyuluh kehutanan,” ujar Ganjar, Jumat 26 Agustus.
Gerakan kepedulian terhadap lingkungan, lanjutnya, dilakukan dengan mengedukasi, mulai dari menanam pohon, merawat, hingga pengelolaan hasil.
“Mengajarkan mereka mulai menanam, memelihara. Intinya sebuah kepedulian lingkungan. Nah edukasi ini perlu kita dorong termasuk tadi ada anak-anak sekolah, yang coba kita dorong mereka untuk mau menanam sejak di sekolah,” paparnya.
Bahkan, orang nomor satu di Jawa Tengah itu juga memberi PR bagi pelajar yang hadir dalam acara tersebut, untuk menanam sekaligus merawat pohon.
“Kalau anak SD dua pohon, SMP dua pohon, SMA minimal dua pohon. Tadi saya minta lima pohon pada pelajar SMA Tawangmangu. Dan dia sampai lulus wajib memelihara tanamannya,” jelasnya.
Tugas itu disepakati pihak guru yang mendampingi. Nantinya, pihak sekolah juga bisa bermitra dengan Perhutani, dinas terkait, dan lembaga-lembaga penelitian, agar konsep merdeka belajar benar-benar dilakukan dalam konteks menjaga lingkungan.
“Dan tadi yang juara-juara itu bisa jadi narasumber,” ucap Ganjar.
Tak kalah penting, bebernya, keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan.
BACA JUGA:
“Misalnya, menanam hutan kita dengan kopi, dirawat, sampai panennya. Pascapanen diajari mengolah hasilnya,” jelas Ganjar.
Selain itu, katanya, perlu juga dilakukan perbaikan-perbaikan kerusakan hutan. Termasuk, upaya mencegah potensi bencana longsor, banjir dan sebagainya.
“Kita buat sumur resapan atau biopori di tempat atas seperti Tawangmangu ini. Kalau edukasi itu bisa dilakukan kita jaga kita dampingi kan bagus,” tandas Ganjar.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pemberian penghargaan bagi pemenang lomba. Di antaranya kategori Penyuluh Kehutanan PNS, Kelompok Tani Hutan, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat, dan Masyarakat Peduli Api.