Dampak Kekurangan Vitamin D pada Tubuh
JAKARTA - Vitamin D diproduksi dalam tubuh ketika kulit Anda terkena paparan sinar matahari. Sumber makanan seperti telur, susu, dan ikan yang berlemak seperti salmon, halibut, dan herring juga bisa mencegah kekurangan vitamin D ke dalam tubuh Anda.
Namun jangan khawatir, dilansir dari Health, Kamis, 10 Juni jika Anda kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D atau di tempatmu sering hujan, Anda dapat menebusnya dengan menghabiskan 30 menit di bawah sinar matahari pada hari berikutnya.
Vitamin D juga dapat membantu mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan membantu pertumbuhan sel. Inilah dampak jika Anda kekurangan vitamin D.
Diabetes
Menurut penelitian, salah satu dampak dari orang yang kekurangan asupan vitamin D adalah mereka akan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes.
Baca juga:
Nyeri otot dan tulang
Kekurangan vitamin D dapat menjadi penyebab nyeri otot dan tulang pada anak-anak maupun orang dewasa. Vitamin D dan kalsium itu sama-sama diperlukan dalam pembentukan tulang. Ini berguna untuk mencegah osteoporosis dan osteomalasia yaitu pelapukan dan pengeroposan tulang. Namun, Anda dapat mencegahnya dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D.
Lupus
Lupus adalah penyakit peradangan kronis di mana sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringannya sendiri. Penyakit yang satu ini sering dikaitkan dengan kekurangan vitamin D karena pasien lupus sering disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari. Sebuah tinjauan penelitian baru-baru ini menyarankan bahwa mengoreksi kekurangan vitamin pasien lupus dapat membantu mengurangi keparahan penyakit mereka.
Depresi
Kekurangan vitamin D secara alami ternyata bisa menyebabkan depresi. Terutama bagi negara yang jarang ada sinar matahari. Kondisi depresi seperti ini disebabkan oleh Seasonal Affective Disorder (SAD) yang terjadi di musim dingin. Di dalam penelitian The British Journal of Psychiatry juga dijelaskan bahwa kekurangan vitamin D di dalam tubuh ternyata bisa memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami depresi.