Intiland, Pengembang Properti Milik Konglomerat Hendro Gondokusumo Raup Pendapatan Usaha Rp2,89 Triliun di 2020

JAKARTA - Pengembang properti PT Intiland Development Tbk melaporkan hasil pencapaian kinerja keuangan tahun 2020. Di tengah tekanan dan penurunan pasar properti akibat pandemi COVID-19, perusahaan berkode saham DILD ini cukup berhasil dalam menjaga dan mempertahankan kinerja usaha sepanjang tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2020, dikutip Selasa 8 Juni, perusahaan milik konglomerat Hendro Gondokusumo ini membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,89 triliun. Jumlah tersebut naik Rp154,3 miliar atau 5,3 persen dibandingkan pencapaian tahun 2019 sebesar Rp2,74 triliun.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menuturkan kenaikan pendapatan usaha tahun 2020 didorong oleh peningkatan pengakuan penjualan dari segmen pengembangan mixed-use and high rise yang telah selesai masa pembangunannya.

Perseroan saat ini memiliki sejumlah portofolio proyek mixed-use and high rise yang berlokasi di sejumlah wilayah, meliputi Jakarta, Tangerang, dan Surabaya.

"Kenaikan pendapatan usaha antara lain dipicu adanya pengakuan penjualan dari pengembangan proyek mixed-use and high rise yang telah selesai pembangunannya, seperti kondominium Graha Golf dan The Rosebay di Surabaya serta penjualan unit-unit stok di sejumlah proyek apartemen seperti 1Park Avenue," kata Archied.

Archied menjelaskan pendapatan pengembangan (development income) masih memberikan kontribusi terbesar, yakni mencapai Rp2,3 triliun atau 79,6 persen dari keseluruhan. Nilai pendapatan pengembangan ini meningkat sebesar 8,2persen dibandingkan tahun 2019 senilai Rp2,1 triliun.

Sumber pendapatan usaha berikutnya berasal dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang memberikan kontribusi Rp589,1 miliar atau berkontribusi 20,4 persen dari keseluruhan. Pendapatan usaha dari segmen ini membukukan penurunan 5,7 persen dibandingkan pencapaian tahun 2019 yang nilainya Rp623,1 miliar.

Segmen pengembangan mixed-use & high rise tercatat memberikan kontribusi paling besar mencapai Rp1,8 triliun, atau 63,4 persen. Kontribusi tersebut meningkat sebesar 39.4 persen dibandingkan pencapaian 2019 yang tercatat sebesar Rp1,1 triliun.

Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan sebesar Rp432,8 miliar atau 14,9 persen dari keseluruhan. Pendapatan dari segmen ini mengalami penurunan lebih dari separonya dibandingkan perolehan tahun 2019 senilai Rp942 miliar.

Segmen pengembangan kawasan industri menyumbang sebesar Rp36,7 miliar atau 1,3 persen. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang masih memberikan kontribusi senilai Rp63,4 miliar.

Archied menjelaskan segmen pengembangan perumahan, kawasan industri, dan pendapatan berulang secara rata-rata mengalami penurunan di tahun lalu. Pandemi COVID-19 secara langsung menciptakan tekanan terhadap kinerja penjualan perseroan, seiring dengan keputusan konsumen untuk menunda dulu pembelian produk properti.

"Penyerapan pasar perumahan juga terbentur daya beli konsumen yang menurun dan keengganan untuk melakukan investasi selama masa pandemi," kata Archied.

Dari sisi kinerja profitabilitas, Intiland mencatatkan perolehan laba kotor tahun 2020 mencapai Rp1,18 triliun atau naik tipis dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp1,13 triliun. Laba usaha perseroan juga meningkat 29 persen menjadi Rp778,4 miliar, dibandingkan tahun 2019 senilai Rp603,5 miliar.

Laba bersih Intiland tercatat mencapai Rp76,8 miliar, atau mengalami penurunan 69 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp251,4 miliar.

Intiland bergerak dalam bidang pembangunan dan penyewaan gedung perkantoran. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 Oktober 1987 dengan kegiatan utama di industri real estat.

Sang pemilik, taipan Hendro Gondokusumo adalah orang terkaya nomor 74 di Indonesia versi Forbes per Desember 2020. Hendro memiliki kekayaan mencapai 510 juta dolar AS, atau sekitar Rp7,4 triliun.