Geger Dinas Rahasia Denmark Bantu AS Mata-matai Kanselir Jerman Angela Merkel
JAKARTA - Dinas Rahasia Denmark dilaporkan membantu Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), NSA, untuk memata-matai para pemimpin Uni Eropa, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Frank-Walter Steinmeier. Pengungkapan bahwa AS telah memata-matai sekutunya pertama kali terungkap pada 2013.
Tetapi baru sekarang media Eropa mendapatkan akses laporan tersebut yang dibeberkan oleh Dinas Intelijen Pertahanan Denmark (FE). Informasi mata-mata itu dibocorkan oleh seorang warga negara AS Edward Snowden. Ia menduga NSA telah melakukan penyadapan telepon Kanselir Jerman Angela Merkel.
Ketika tuduhan itu muncul, Gedung Putih tidak memberikan penolakan langsung. Tetapi mengatakan bahwa tidak ada penyadapan telepon Merkel dan tidak akan ada penyadapan di masa depan. Melansir DW, Jumat 4 Juni 2020, laporan itu menunjukkan bahwa sekutu dekat dan tetangga Jerman bekerja sama dengan operasi mata-mata AS
Mereka menargetkan kanselir dan presiden. Kandidat kanselir dari partai sosialis kiri-tengah Jerman (SPD), Peer Steinbrück, juga menjadi target mata-mata. Steinbrück berbicara kepada anggota tim peneliti Jerman setelah mengetahui tentang operasi mata-mata terhadapnya.
"Secara politik, saya menganggap ini skandal," katanya. Sementara dia memandang fakta bahwa pihak berwenang Denmark telah memata-matai mitra mereka menunjukkan "mereka lebih suka melakukan sesuatu sendiri."
Edward Snowden adalah mantan kontraktor Badan Intelijen Pusat AS (CIA). Pada 2013, ia membocorkan detail pengawasan internet dan telepon ke media yang dilakukan oleh intelijen AS.
AS kemudian mendakwanya dengan pencurian properti pemerintah, komunikasi informasi pertahanan nasional yang tidak sah, dan komunikasi intelijen rahasia yang disengaja. Snowden lalu mendapatkan perlindungan di Rusia. Sebelum bukti yang dia ungkapkan, pejabat tinggi intelijen AS secara terbuka bersikeras bahwa NSA tidak pernah secara sadar mengumpulkan data dari catatan telepon pribadi.
Alasan mata-mata
Seorang ahli dalam operasi Dinas Rahasia Denmark, Thomas Wegener Friis, mengatakan bahwa FE dihadapkan pada pilihan tentang mitra global mana yang akan bekerja lebih dekat.
"Mereka membuat keputusan yang jelas untuk bekerja dengan Amerika dan melawan mitra Eropa," katanya.
Patrick Sensburg, yang memimpin komite parlemen Jerman untuk menyelidiki skandal mata-mata NSA, tidak terkejut dengan berita tersebut. Bagi anggota parlemen dari Christian Democratic Union (CDU) tersebut, penting untuk memahami apa yang tindakan Dinas Rahasia Denmark.
"Ini bukan tentang persahabatan. Ini bukan tentang aspirasi moral-etika. Ini tentang mengejar kepentingan," jelas Sensburg.
NSA, FE dan Kementerian Pertahanan Denmark belum menanggapi penelitian tersebut. Namun, sebuah pernyataan umum dari Kementerian Pertahanan Denmark mengatakan bahwa "penyadap sistematis terhadap sekutu dekat tidak dapat diterima."
Sumber dari Dinas Rahasia Denmark menyampaikan laporan mata-mata tersebut kepada berbagai pihak termasuk penyiaran Denmark, Swedia dan Norwegia, serta surat kabar Prancis Le Monde, surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung dan lembaga penyiaran publik Jerman NDR dan WDR.
*Baca Informasi lain soal BERITA INTERNASIONAL atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Peran Pemilik Chelsea, Roman Abramovich dalam Agresi Israel di Palestina
- Raffi Ahmad, Gading Marten hingga Kaesang Pangarep Akuisisi Klub, Seberapa Cuan Sih Bisnis Sepak Bola?
- Seberapa Gawat Gelombang COVID-19 di Malaysia Saat Ini?
- Menggugat Perintah Kejam Kim Jong Un yang Minta Warganya Bunuh Semua Kucing