Kasus COVID-19 Melonjak, Guangdong Lockdown Guangzhou dan Foshan
JAKARTA - Otoritas Provinsi Guangdong memutuskan untuk melakukan penguncian di pemukiman dan jalanan, serta memberlakuan ketentuan memperlihatkan surat hasil tes negatif COVID-19 di sejumlah kota di wilayahnya
Ini dilakukan seiring dengan meningkatkan kasus infeksi COVID-19, setelah 10 kasus terkonfirmasi lokal di China kemarin, seluruhnya berada di Guangdong selatan. Tujuh kasus di ibukota provinsi Guangzhou, tiga lainnya di Foshan.
Menjadi pusat manufaktur dan ekspor China, Guangzhou terus berupaya mengendalikan gelombang baru COVID-19 yang terjadi sejak akhir Mei lalu. Diketahui, Guangzhou telah melaporkan 41 kasus terkonfirmasi lokal antara 21 Mei hingga 1 Juni dan enam kasus di Foshan.
Kedua kota telah memerintahkan karantina rumah bagi penduduk di beberapa lingkungan, dan meminta orang-orang yang pergi melalui udara, kereta api atau perjalanan jarak jauh untuk menunjukan bukti tes COVID-19 negatif dalam waktu tiga hari.
"Lonjakan kasus infeksi membuat penduduk kota tanpa janji vaksin untuk berduyun-duyun ke lokasi vaksinasi COVID-19. Kerumunan 'parah' terjadi di beberapa tempat," sebut pejabat pengendalian penyakit regional Zhang Zhoubin seperti melansir Reuters Rabu 2 Juni.
Seluruh jadwal vaksinasi individu dibatalkan, untuk digantikan dengan vaksinasi untuk kelompok-kelompok prioritas untuk menerima vaksinasi terlebih dahulu.
Sebelumnya, seorang pejabat kesehatan kota menyebut, infeksi yang terjadi di Guangzhou melibatkan varian yang menyebar cepat yang pertama kali terdeteksi di India. Sementara, pihak berwenang masih menyelidiki sumber wabah.
Terpisah, pusat teknologi Shenzhen, juga di Guangdong, melaporkan dua infeksi tanpa gejala lokal baru pada Hari Selasa kemarin, menjadikan 15 penghitungan kasus tanpa gejala di kota itu sejak 21 Mei.
Wabah Shenzhen tidak terkait dengan di Guangzhou, di mana para pejabat mencurigai virus itu dibawa oleh pekerja pelabuhan, dengan 11 infeksi yang melibatkan varian yang menyebar di Inggris.
Sebagai antisipasi, Bandara Shenzhen telah mewajibkan pelancong yang berangkat dengan dokumen identitas dari Guangzhou atau Foshan untuk menunjukkan hasil negatif dari tes virus corona yang diambil dalam waktu tiga hari sebelum perjalanan.
Baca juga:
- WHO Setujui Vaksin COVID-19 Sinovac, Jadi Vaksin Kedua China yang Terdaftar
- Israel Temukan 275 Kasus Radang Jantung pada Pria Muda Penerima Vaksin COVID-19 Pfizer
- Peneliti Rusia Sebut COVID-19 Varian India Tidak Picu Pandemi Baru
- Inggris Laporkan Nol Kematian COVID-19, Ahli Peringatkan Gelombang Ketiga
Untuk diketahui, China melaporkan 24 kasus virus corona baru pada 1 Juni, naik dari 23 kasus sehari sebelumnya, dan 19 kasus tanpa gejala baru, naik dari 15 hari sebelumnya. China tidak mengklasifikasikan infeksi tanpa gejala sebagai kasus yang dikonfirmasi.
Melansir Worldometers, China kini memiliki 91.146 total kasus COVID-19, di manatotal pasien sembuh sebanyak 86.164, kasus aktif 346 dan angka kematian tetap pada 4.636 orang.