Hancur-hancuran AirAsia X Malaysia Terlilit Utang Rp226 Triliun, Pemegang Saham Setujui Restrukturisasi
JAKARTA - Pemegang saham AirAsia X Bhd telah menyetujui restrukturisasi utang maskapai penerbangan bertarif rendah Malaysia itu, kata perusahaan pada Selasa 1 Juni, yang memungkinkannya untuk mengejar skema yang dipandang sebagai kunci untuk bertahan hidup.
Antara, Rabu 2 Juni melaporkan, pemegang saham afiliasi jarak jauh AirAsia Group Bhd menyetujui semua resolusi pada rapat umum pemegang saham luar biasa, termasuk rights issue dan pembelian saham bagi investor baru untuk mengumpulkan 500 juta ringgit.
AirAsia X pada Oktober tahun lalu mengusulkan restrukturisasi utang 64,15 miliar ringgit (15,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp226 triliun) menjadi jumlah pokok 200 juta ringgit dan sisanya dibebaskan.
Maskapai tersebut mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa resolusi tersebut disahkan dengan setidaknya margin 99,8 persen, dan menandai tonggak penting dalam kemajuan restrukturisasi.
"Persetujuan ini telah diperoleh secara bersamaan dengan negosiasi akhir yang diadakan dengan kreditur," katanya, menambahkan bahwa dengan penasihat Seabury Capital yang berbasis di New York telah "dalam pembicaraan aktif dan produktif" dengan para lessor dan lainnya.
Pengadilan Malaysia pada Februari memberikan izin kepada maskapai untuk mengadakan pertemuan terpisah dengan kelompok kreditur yang berbeda dalam waktu enam bulan, untuk memberikan suara pada skemanya.
Pertemuan tersebut dijadwalkan pada akhir Juli atau Agustus, kata AirAsia X. Pada Maret, pengadilan juga memberi AirAsia X perintah tiga bulan terhadap setiap proses yang mungkin diajukan terhadapnya, yang dapat memperlambat restrukturisasi.
Baca juga:
- Setelah Perusahaan Bakrie, Kini Saham AirAsia juga Terancam Ditendang dari BEI
- AirAsia Punya Gaya, Paket Wisata ke Danau Toba Terbang dan Nginap 3 Hari Mulai Rp699.000
- Keliling Indonesia Rp1,6 Juta dengan AirAsia, Ini Syaratnya
- Dua Menit Sebelum Jatuh, Pilot Sriwijaya Air SJ-182 Captain Afwan Sempat Bilang "Clear"
Pembuat pesawat terbang Airbus tahun lalu bergabung dengan lebih dari selusin kreditur untuk menolak rencana restrukturisasi utang, mengatakan kepada pengadilan bahwa mereka akan kehilangan pesanan senilai lebih dari lima miliar dolar AS jika proposal tersebut lolos.
Penentang lainnya termasuk lessor BOC Aviation, yang menyerukan pertukaran utang-ke-ekuitas.
Airbus mengatakan tidak dapat mengomentari rencana restrukturisasi maskapai yang sedang berlangsung, sementara BOC Aviation mengatakan tidak mengomentari pelanggan individu.
AirAsia X pada Februari mengusulkan program restrukturisasi terpisah untuk lessor pesawatnya yang bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran mereka tentang perjanjian komersial ke depan dan kelangsungan bisnis maskapai setelah rekapitalisasi.