Sempat Viral soal Hina Hari Nyepi, Pelaku Peretasan Facebook Ditangkap, Ternyata juga Memeras Orang Lain
DENPASAR - Cekcok masalah pribadi membuat RF (23) membuat akun yang menyerupai Ardi Alit. Akun ini digunakan untuk sengaja menyudutkan korban dengan postingan penghinaan hari Nyepi.
"Screen capture pelaksanaan (upacara) Melasti, yang beredar postingan di salah satu akun Facebook," kata Kasubdit V Ditreskrimsus Polda Bali, AKBP Gusti Ayu Suinaci, di Mapolda Bali, Senin, 24 Mei.
Kejadian ini sempat viral karena isi postingan di akun Ardi Alit ‘Abdilah Pulukan’ yang sengaja dibuat pelaku. Polisi pun menelusuri kasus ini.
Tim Siber lewat penyelidikan mendapatkan informasi data akun korban Ardi Alit diambil alih orang lain sejak 29 Januari.
"Dan pemilik akun sudah tidak bisa mengakses akun tersebut lagi menggunakan handphone dan password yang diketahui pemilik telah diambil oleh pelaku. Karena, pemilik akun sebelumnya sempat membuat link website yang diterima dan diminta untuk memasukkan email atau telepon beserta password Facebook di dalam website tersebut," imbuhya.
Sedangkan pelaku mengakui membuat akun Abdillah Pulukan. Hingga akhirnya pelaku mengunggah penghinaan hari raya Nyepi.
"Yang dirugikan di sini pemilik Ardi Alit. Motifnya sakit hati. Dia (pelaku) buatkan akun. Dari pengakuan yang bersangkutan karena cekcok masalah pribadi," ujarnya.
Pelaku juga diketahui meretas handphone orang lain untuk pemerasan. Ada 4 korban yang melapor karena diancam disebar foto dan video.
"Bahwasanya, kasus ini ada kemiripan pelaku penyebar phising, pelaku ini menyebar link phising di beberapa akun media sosial. Kemudian, dari informasi-inforamasi itu kita analisa bahwa dia pelakunya," ungkapnya.
Baca juga:
- Jawaban Anies Baswedan Dituding Dapat Rumah dari Pengembang Reklamasi: Tak Perlu Saya Buktikan
- Broker Bansos Harry Van Sidabuke Sebut Anak Buah Juliari Minta 'Potek' Bansos Rp2000
- Berpolemik dengan DPD PDIP Jateng, Ganjar Pranowo: Heleh, Koyok Ngono Ditakonke
- Kabar Duka dari India, 303.720 Orang Meninggal karena COVID-19
Pelaku pun ditangkap pada Kamis, 6 Mei di Jembrana. Saat diperiksa pelaku mengaku memeras korban setelah mendapatkan foto/video syur pemilik handphone yang diretas.
Pelaku kepada polisi mengaku belajar otodidak meretas media sosial dan handphone dari YouTube.
"Korban diperas, kita terima ada 4 orang yang sudah melapor ke Polda Bali,” ujar Suinaci.