Anak Konglomerat Aburizal Bakrie Optimis Ekonomi Segera Pulih karena Cadangan Devisa Tembus Rekor Tertinggi
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah Kadin Indonesia Anindya Bakrie optimis ekonomi nasional segera pulih tercermin dari cadangan devisa April 2021 yang menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Bank Indonesia melaporkan angka cadangan devisa per akhir April 2021 sebesar 138,8 miliar dolar AS.
"Cadangan devisa merupakan indikator kekuatan perekonomian suatu negara serta dapat mengukur kemampuan dalam melakukan pembiayaan perdagangan internasional,” kata Anindya Bakrie dalam siaran pers yang, dikutip dari Antara, Jumat 21 Mei.
Menurut Anindya, dengan cadangan devisa yang besar, pemerintah dan BI senantiasa dapat mempertahankan nilai tukar rupiah agar tetap stabil.
"Stabilitas nilai tukar adalah satu hal yang dibutuhkan dunia usaha. Dengan cadangan devisa sebesar itu dan diharapkan semakin besar, maka potensi gejolak nilai tukar mata uang bisa diminimalkan oleh otoritas moneter," ujar anak konglomerat Aburizal Bakrie ini.
Anindya menjelaskan, peningkatan cadangan devisa tersebut juga mengindikasikan bahwa kepercayaan investor global terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan semakin baik.
"Cadangan devisa kita yang tertinggi dalam sejarah ini mencerminkan optimisme sekaligus kepercayaan investor pada kebijakan ekonomi pemerintahan Presiden Presiden Jokowi," kata Anindya Bakrie yang merupakan Calon Ketua Umum Kadin Indonesia tahun 2021-2026.
Baca juga:
- KFC Indonesia, Perusahaan Milik Ricardo Gelael Ini Sebut Bakrie Punya Utang Rp100 Miliar dan Baru Dibayar Rp25 Miliar
- Perusahaan Tambang Milik Konglomerat Aburizal Bakrie Ini Labanya Melesat 880 Persen di Kuartal I 2021
- Ini Penyebab Perusahaan Tambang Milik Konglomerat Aburizal Bakrie BUMI Rugi Rp4,9 Triliun
- Anak Konglomerat Aburizal Bakrie Ingin Majukan Ekonomi Sumatera Barat: Orang Sumbar Terkenal sebagai Pedagang
Menurutnya, meski pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 masih kontraksi 0,74 persen, namun masih lebih baik dibanding dengan negara-negara emerging market lainnya.
"Kuartal II 2021 dan seterusnya pertumbuhan ekonomi akan bertumbuh signifikan dan optimis sesuai target pemerintah, yakni 7 persen," jelasnya.
Selain itu, Anindya yang sudah berkeliling ke seluruh Indonesia ini melihat bahwa petani sawit dan karet demikian menikmati kenaikan harga yang signifikan.
“Faktor kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia yang menyerap tenaga besar mendorong membaiknya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD)," katanya.