Bangun Kapal Perusak dengan Rudal Aegis, Jepang Rogoh Kocek Rp118 Triliun

JAKARTA - Pemerintah Jepang diperkirakan harus merogoh kocek hingga 900 miliar yen atau sekitar Rp118 triliun, untuk membangun dua kapal perusak baru yang dilengkapi dengan sistem rudal pencegat Aegis.

Biaya ini disebut dua kali lipat dari rencana untuk membangun sistem pertahanan berbasis darat yang dibatalkan sebelumnya, menurut sumber Pemerintah Jepang, melansir Kyodonews, Jumat 21 Mei.

Perkiraan total harga kedua kapal dan sistem pencegat misil tersebut, termasuk biaya perbaikan, bahan bakar dan biaya pemeliharaan lainnya selama tiga dekade, menurut sumber tersebut.

Kementerian Pertahanan sejauh ini hanya mengumumkan perkiraan biaya dasar untuk kedua kapal tersebut, dengan mengatakan itu bisa melebihi 500 miliar yen.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan pada konferensi pers Jumat, perkiraan total biaya 'akan diuraikan segera'.

"Karena diperlukan pemahaman publik, Kementerian Pertahanan harus mempertimbangkan bagaimana menjelaskannya," jelas Kato.

Sistem pertahanan Aegis berbasis darat. (Sumber: Lockheed Martin)

Sebelumnya, Pemerintah di bawah Perdana Menteri Shinzo Abe pada awalnya berencana untuk mengerahkan sistem pertahanan rudal balistik berbasis darat Aegis Ashore yang dikembangkan AS untuk mengatasi ancaman rudal Korea Utara.

Namun rencana itu dibatalkan pada Juni tahun lalu karena masalah teknis, pembengkakan biaya dan tentangan publik. Total biaya termasuk biaya pemeliharaan selama 30 tahun setelah pengenalan sistem berbasis lahan diproyeksikan melampaui 400 miliar yen.

Sebagai bagian dari upaya Jepang untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya dalam menghadapi ancaman rudal Korea Utara. Diikuti meningkatnya ketegasan China di wilayah tersebut, Kabinet Perdana Menteri Yoshihide Suga menyetujui pembangunan kapal Aegis baru sebagai rencana alternatif pada Desember lalu.

Kementerian Pertahanan Jepang pun berencana melengkapi kapal perusak yang dibangun, dengan dilengkapi dengan radar dan peluncur rudal yang telah dikontrak untuk Aegis berbasis darat sebelumnya.