Antisipasi Kenaikan Harga Gula, Airlangga: Bulog Akan Memasok 51.300 Ton

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti pembantunya soal ancaman krisis pangan, yang membayangi di belakang pandemi virus corona atau COVID-19. Jauh sebelum peringatan tersebut, bahkan sebelum ditemukannya kasus positif virus jenis baru itu, masyarakat sudah dipusingkan oleh kelangkaan dan mahalnya harga gula. Gula jadi barang langka sejak awal tahun.

Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah menyiapkan langkah untuk mengatasi kekurangan stok gula pasir. Sedangkan, kebutuhan gula pasir periode Maret-April diperkirakan sebesar 302.000 ton.

Airlangga menjelaskan, Perum Bulog akan memasok 51.300 ton gula untuk memenuhi kebutuhan di pasar dalam negeri selama bulan Ramadan ini. Pasokan tersebut berasal dari impor maupun produksi dalam negeri.

Dari pengadaan yang telah dikontrak oleh Bulog, 21.000 ton merupakan produk impor dan 29.000 ton produksi dalam negeri.

Namun, pengadaan Bulog itu belum mencukupi kebutuhan gula. Maka, Gula Kristal Rafinasi (GKR) yang sebelumnya digunakan untuk industri dialihfungsikan bagi pasar konsumsi. Saat ini tengah penyelesaian masalah izin edar serta pengemasan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Irfan Meidianto/VOI)

"Kemudian pengalihan dari gula rafinasi sebanyak 191.762 ton dan ini adalah masalah repackaging dan izin peredaran, sehingga akan ada 182.762 ton yang akan masuk ke pasar," katanya, usai rapat terbatas mengenai antisipasi kebutuhan bahan pokok dengan Presiden Joko Widodo melalui video conference, Selasa, 28 April.

Ada pula stok gula yang masih berada di pabrik gula baik milik pemerintah maupun swasta sebesar 47.772 ton. Angka tersebut masih akan bertambah dari penggilingan yang masih dalam proses sebanyak 42.702 ton.

"Pemerintah akan melihat dan mengawal agar gula ini bisa dikeluarkan di daerah-daerah yang membutuhkan terutama di 30 provinsi. Nanti kami akan monitor secara mingguan dan pemerintah sudah tugaskan satgas pangan untuk mengawal komoditas tersebut," katanya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan terdapat sejumlah komoditas pangan yang diprediksi mengalami defisit. Salah satunya gula yang diprediksi akan defisit di 30 provinsi.