Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, neraca pangan pada 11 komoditas dasar masih stabil untuk menunjang kebutuhan masyarakat di tengah masa pandemi COVID-19. Tak hanya stabil, ketersediaan bawang putih, daging sapi dan gula selama bulan Ramadan.

"Semua (11 komoditas pangan dasar) aman dan terkendali. Kementerian Pertanian sangat yakin stok pangan kita, khususnya beras dalam keadaan yang tersedia, cukup aman," dalam video conference bersama BNPB soal 'Ketersediaan dan Ketahanan Pangan saat Ramadan', Minggu, 26 April.

Menurut Syahrul, pihaknya sudah bekerjasama dengan badan pusat statistik (BPS) untuk memastikan neraca pangan dalam kondisi yang stabil. Bahkan, neraca ini juga mampu dijadikan referensi oleh semua pihak.

Namun, Syahrul mengungkap, pihaknya sempat menemukan beberapa tantangan dalam meningkatkan ketersediaan daging sapi, daging kerbau, dan gula pasir. Hal ini lantaran, negara pemasok komoditas tersebut memberlakukan lockdown atau protokol penguncian yang membuat arus barang tersendat.

"Daging sapi agak terlambat. Karena beberapa negara importir kita sekarang ini terjadi lockdown atau melakukan penutupan pelabuhannya. Sehingga terlambat untuk pengiriman," tuturnya.

Sementara itu, Syahrul berujar, mengenai gula pasir yang sempat langka di pasaran, pihaknya mencatat komoditas tersebut mulai masuk pasar domestik sudah mulai dari 2-3 minggu yang lalu.

"Gula pasir itu diambil dari raw sugar, dialihkan menjadi gula putih atau gula pasir dan kurang lebih 250 ribu ton sudah tersedia," jelasnya.

Syahrul berujar, untuk masalah bawang putih, kendalanya memang karena bawang putih masih impor. Meski begitu, untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan, pemerintah telah memproses impor komoditas tersebut.

"Tetapi di akhir-akhir menjelang kita puasa minggu terakhir atau 2-3 minggu terakhir bawang putih sudah masuk proses," jelasnya.

ilustrasi bawang putih (pixabay)

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah melakukan relaksasi impor sementara untuk bawang putih dan bawang bombai. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana mencatat, impor bawang putih yang sudah masuk ke tanah air tanpa Persetujuan Impor (PI) mencapai 28 ribu ton.

Menurut Wisnu, jumlah bawang putih yang masuk mencapai 48 ribu ton. Dari jumlah itu, 20 ribu ton memakai PI, sementara 28 ribu ton masuk tanpa PI. Ia juga mengatakan, kebijakan tersebut tidak akan merugikan petani lokal. Pasalnya, kemudahan importasi hanya berlangsung hingga 31 Mei.