Dukung Vaksinasi Gotong Royong, Bio Farma Siapkan 352 Klinik dan 17 Rumah Sakit

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong percepatan program vaksinasi nasional melalui vaksinasi jalur mandiri atau gotong royong. Untuk mendukung percepatan, pemerintah melalui Bio Farma menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan vaksinasi gotong royong.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan program vaksinasi gotong royong tidak hanya akan didukung oleh fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah. Namun, juga melibatkan pihak swasta.

"Dari informasi kesiapan fayankes untuk vaksin gotong royong ini kami sudah melakukan semacam evaluasi. Bio Farma menyiapkan 369 fayankes layak," tuturnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Kamis, 20 Mei.

Adapun 369 fasilitasi pelayanan kesehatan tersebut terdiri dari 352 klinik dan ada 17 rumah sakit. Honesti juga mengatakan ada sekitar 542 fasilitas pelayanan kesehatan yang masih dalam proses verifikasi untuk dapat melayani vaksinasi mandiri atau gotong royong.

"Terdiri dari 244 klinik dan 298 rumah sakit yang sedang proses verifikasinya, untuk nanti bisa membantu kelancaran daripada vaksin gotong royong ini," ucapnya.

Honesti menjelaskan Bio Farma melalui anak perusahaannya yaitu Kimia Farma, akan melakukan distribusi kepada perusahaan-perusahaan yang sudah melakukan pendaftaran ke kamar dagang dan industri (Kadin) dan sudah melakukan kontrak kerja sama dengan Bio Farma.

Kemudian, kata Honesti, nantinya Kementerian Kesehatan akan mengeluarkan ketetapan harga dan juga petunjuk teknis (juknis) untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tersebut.

"Berikut alurnya lebih detail di mana badan hukum akan melakukan registrasi ke Kadin, kemudian Kadin akan menyerahkan data tersebut kepada Kemenkes terkait nama perusahaan, jumlah dan juga usulan faskesnya," jelasnya.

Selanjutnya, kata Honesti, Kemenkes akan melakukan koordinasi dengan Dinkes setempat untuk melakukan semacam koordinasi dengan faskes-faskes yang sudah mendapatkan ketentuan persyaratan untuk melakukan kegiatan vaksinasi ini.

Menurut Honesti, Bio Farma sudah menggandeng 72 perusahaan. Perusahaan distributor tersebut terdiri dari swasta dan BUMN. Ke-72 perusahaan itu dinilai telah memenuhi prinsip cara distribusi obat yang baik (CDOB) untuk menjamin dan memastikan distribusi vaksin sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya.

"Kita sudah melakukan kerjasama sama dengan mitra distributor yang ada di semua provinsi, total yang terlibat ada 72 mitra atau perusahaan distributor yang sudah memenuhi persyaratan," katanya.

Dalam implementasinya, proses distribusi harus berbasis IT atau digital. Langkah ini sudah dilakukan Bio Farma pada pengiriman vaksin ke daerah saat vaksinasi pemerintah sebelumnya. Dimana, Sistem digunakan untuk memonitor agar vaksin dalam kondisi aman.

"Dan nanti diintegrasikan pada program satu data pemerintah untuk kelengkapan administrasi setiap orang yang sudah mendapatkan vaksinasi," tuturnya.