Menanti Alasan Sebenarnya Pembakaran Polsek Candipuro yang 'Konon' karena Ketidakpuasan
JAKARTA - Polri menyatakan jajarannya sedang mendalami insiden pembakaran Polsek Candipuro, Lampung Selatan. Pendalaman ini untuk mencari alasan sebenarnya di balik aksi nekat massa.
Sejauh ini, banyak kabar beredar soal alasan pembakaran itu. Tapi, yang paling santer terdengar karena ketidakpuasan massa atas kinerja dari anggota Polsek Candipuro.
Kinerja anggota dianggap tak maksimal karena disebut-sebut banyak terjadi tindak kejahatan. Sehingga, para pelaku pembakaran ini tak merasa aman.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, tim dari Polres dan Polda sudah turun tangan. Pengumpulan informasi yang akurat dilakukan untuk mencari alasan yang sebenarnya di balik insiden itu.
"Ini masih kita telusuri, itu akumulasi kejadian-kejadiannya. Jadi ini masih ditelusuri itu hanya info tentang pembegalan dan lain-lain," ucap Ramadhan kepada wartawan, Rabu, 19 Mei.
"Jadi ini tidak tahu inisiasinya apa, provokasi apa, sebab apa, ini masih ditelusuri," sambung Ramadhan.
Baca juga:
- Pembakaran Polsek Candipuro, Saksi: Warga Kecewa, Lebaran Saja Motor Dicuri, Kok Enggak Ditangkap?
- Danrem Minta 2 Senapan Serbu SS2 Milik Prajurit TNI yang Tewas Dianiaya di Papua Dikembalikan
- Usai Menganiaya dan Tewaskan 2 Prajurit TNI di Papua, Pelaku Juga Bawa Kabur Senapan Serbu SS2
- 2 Prajurit TNI Tewas Dianiaya OTK di Papua, Danrem: Diserang 20 Orang dengan Berbagai Sajam
Kabar soal alasan pembakaran Polsek Candipuro karena ketidakpuasan kinerja diamini oleh salah satu warga Beringin Kencana, Wahid. Dia yang menjadi saksi mata dalam insiden pada 18 Mei itu menyebut para pelaku kecewa dengan banyak laporan kehilangan atau kejahatan yang tidak ditindaklanjuti.
"Pemicunya mungkin karena warga kecewa karena sudah melapor enggak ada respons, kalau saja satu atau dua pelaku kejahatan pencurian motor, begal atau perampasan yang kerap terjadi di Candipuro tertangkap, mungkin masyarakat juga tidak akan seperti ini, tapi nyatanya memang tidak ada satu pelaku pun yang ditangkap," katanya.
Senada, warga lainnya bernama Adi menyebut kawasan Kecamatan Candipuro memang dikenal dengan tingkat kriminalitasnya tinggi, terutama pembegalan kendaraan bermotor, perampasan, dan penodongan yang diduga dilakukan oleh oknum dari daerah lain.
"Lebaran saja ada kejadian depan rumah motor diambil, pokoknya dari bulan puasa sampai sekarang aksi kriminalitas masih tinggi, kalau pelakunya masih pakai senjata tajam masih bisa dilawan, rata-rata mereka pakai senjata api," katanya.
Bahkan, lanjut dia, ada satu ruko yang kena maling sampai tiga kali, terakhir kejadian sales rokok yang kena begal.
"Ini mungkin yang buat masyarakat kesal dan geram pada aparat Polsek Candipuro, kan foto-fotonya ada mereka tidak pakai masker tapi gak bisa ditangkap," katanya.
Namun begitu, ia menyatakan bahwa warga di Bringin Kencana yang berada di sekitar lokasi Polsek Candipuro rata-rata tidak mengetahui bila akan ada aksi penyerangan dan pembakaran polsek.
"Kami di sini tidak tau, tiba-tiba ramai saja, dan terjadi aksi pembakaran, malahan warga di Bringin Kencana ikut memadamkan api yang membakar polsek karena takut menjalar ke pemukiman. Di Candipuro ada 14 desa, kami di Bringin Kencana benar-benar tidak tau," kata dia.
Di sisi lain, Kapolda Lampung Irjen Hendro Sugiatno mengungkapkan delapan oknum terduga provokator pembakaran Polsek Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, telah diamankan pihak kepolisian.
"Kita akan cari akar permasalahannya, kenapa mereka membakar polsek itu, sekarang baru delapan orang yang sudah diamankan dari kejadian semalam," kata Kapolda, Rabu, 19 Mei.
Irjen Hendro menyatakan akan terus mencari pelaku perusakan dan pembakaran Polsek Candipuro guna mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Semua tindak pidana pasti ada tersangkanya, kalau sampai merusak fasilitas negara itu juga kan sama merusak fasilitas publik, kita akan cari perusak polsek itu. Kita tanya apa alasannya merusak itu," katanya.
Sebagai informasi, Polsek Candipuro dibakar massa pada malam hari. Berdasarkan informasi, massa melemparkan ke area sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) Polsek. Sehingga memicu kebakaran.