Bagikan:

JAKARTA - Polri menyebut jumlah personel kepolisian di seluruh wilayah Indonesia tak seimbang dengan jumlah penduduk.

Pernyataan ini menanggapi soal dugaan penyebab aksi pembakaran Polsek Candipuro, Lampung Selatan, yang disebut karena tidak puas dengan kinerja.

"Kita sampaikan bahwa personel Polri memang kalau kita lihat bukan hanya di Lampung saja tapi hampir semua wilayah police ratio itu tidak seimbang antara jumlah penduduk dengan jumlah anggota Polrinya," ucap Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu, 19 Mei.

Bahkan, Ramadhan menyebut untuk Polsek Candipuro hanya beranggotakan 19 personel. Sedangkan, jumlah masyarakat di Kecamatan Candipuro mencapai 55 ribu.

"Artinya dengan jumlah penduduk yang banyak 55 ribu itu dengan personel polsek yang 19 sampai 20 sehingga police ratio-nya kurang," kata dia.

Namun, untuk mengatasi hal itu, skema backup dilakukan. Artinya, setiap polsek dapat memberikan bantuan ketika ada kejadian besar.

Bahkan, bukan tak mungkin tingkat Polres dan Polda juga akan ikut membantu menangani perkara besar tersebut.

"Polsek Candipuro atau polsek a kemudian polsek sekitarnya polsek b, c, d. Jadi ketika ada kejadian yanf cukup menonjol polsek rayon itu bisa membackup," kata dia.

"Begitupun juga polres. Jadi kalau ada polres a, b, c, d ketika ada insiden atau kejadian menonjol maka polres rayon akan membackup," sambung Ramadhan.

Sebelumnya diberitakan, Polsek Candipuro dibakar massa pada Selasa, 18 Mei, malam. Berdasarkan informasi, massa melemparkan ke area sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) Polsek. Sehingga memicu kebakaran.

Sejauh ini, polisi telah mengamankan delapan orang yang diduga menjadi provokator pembakaran Polsek Candipuro. Bahkan, satu di antarnya anak di bawah umur.

"Penyidik Polres Lampung Selatan maupun Polda Lampung telah mengamankan 8 orang yang diduga terlibat mulai dari penginisiasi aksi, provkator pembakaran, hingga yang ikut-ikutan," ucap Ramadhan.

Untuk satu anak yang di bawah umur disebut masih berusia 16 tahun. Tapi belum dijelaskan peran anak itu sebagai provokator atau ikut serta dalam aksi pembakaran.