Enggak Hanya di Hari Lebaran, 7 Macam Kue Kering Ini Populer Dihidangkan untuk Tamu
JAKARTA - Meja ruang tamu rumah pasti penuh macam-macam sajian ketika lebaran. Jika kurang satu, rasa-rasanya ada yang kurang. Apakah kue kering di bawah ini termasuk favorit Anda?
Nastar
Macam kue lebaran yang satu ini berisi selai nanas. Rasanya tidak terlalu manis, kecuali selai nanasnya.
Selai nanas diolah dari buah nanas yang diparut dan dimasak dengan karamel. Artinya, rasa manis dapat diatur sesuai selera. Jika suka dengan rasa manis, selai bisa ditambahkan gula. Selain untuk pengawet, gula ini juga memperkaya rasa asam yang dari nanas.
Karena populernya nastar, ada juga sajian lebaran hasil kreasi dengan isian matcha. Warnanya hijau keunguan.
Kue kacang
Kue kacang berbahan utama dari kacang yang digiling halus. Selain kacang tanah, bahan utama yang dipakai adalah tepung terigu, butter, dan minyak goreng. Ketika dipanggang, aroma kacangnya berpendar memenuhi ruangan.
Putri Salju
Putri salju bertabur gula putih yang telah dihaluskan. Pada gigitan pertama, rasa manis gula menguasai tetapi begitu dikunyah akan berpadu dengan rasa mentega dalam kuenya.
Baca juga:
Kue semprit
Kue semprit ini selain renyah, rasanya manis. Bahan utamanya adalah tepung terigu. Ada juga varian rasa matcha, cokelat, dan vanilla. Biasanya, kue semprit dihias dengan chococips maupun kacang mete.
Kue garut
Kue ini dibuat dari tepung garut sehingga disebut dengan kue garut. Yang menarik, rasanya samar-samar manis dan sedikit lengket dimulut.
Lidah Kucing
Kue ini bentuknya seperti lidah kucing. Kue ini merupakan makanan hasil akulturasi yang mulanya dibuat oleh orang-orang Belanda. Kue ini punya rasa manis, gurih, dan renyah. Kue lidah kucing populer disajikan pada hari besar seperti Idulfitri, Natal, Imlek.
Kastengel
Kue ini rasanya gurih karena menggunakan keju. Secara adonan, macam kue lebaran ini mirip dengan nastar. Konon kue kering ini berasal dari Belanda. Tapi di Belanda panjang kue kering ini sekitar 30 sentimeter.
Nah, kue ini diperkenalkan lewat akulturasi kuliner oleh nyonya-nyonya Belanda pada masa Kolonial. Begitu sampai Indonesia, kue ini dimodifikasi. Ukurannya hanya tingga dua ruas jari.
Di samping kue kering di atas, kue-kue kaleng juga sering jadi hidangan. Bahkan dipakai untuk paket hamper saat lebaran maupun hari besar lainnya.