Ketika Polisi Minta Anies Rombak Jalur Sepeda Permanen Berbiaya Rp30 Miliar
JAKARTA - Jakarta punya jalur sepeda permanen di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin dengan biaya pembuatan Rp30 miliar. Tujuannya baik, untuk memproteksi pesepeda melintas di jalan raya.
Tapi, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merombak pembatas jalur sepeda permanen dengan model planter box yang berbahan beton itu.
"Kalau saya melihatnya, kondisi saat ini yang diperlukan adalah mengganti dulu planter box itu dengan bahan yang lebih lunak. Bukan terbuat dari beton," kata Fahri saat dihubungi, Minggu, 9 Mei.
Fahri melihat implementasi jalur sepeda permanen tak berjalan mulus. Meski memproteksi pengguna sepeda, tapi jalur tersebut meningkatkan risiko fatalitas yang tinggi saat terjadi kecelakaan.
Mengingat, beberapa waktu lalu terjadi kecelakaan mobil yang terguling setelah menabrak pembatas jalur sepeda permanen di Jalan Sudirman. Oleh sebab itu, Fahri meminta pembatas dibuat dengan bahan lunak agar meminimalisasi risiko kecelakaan.
"Kita bisa belajar dari beberapa negara bahwa mereka juga membuat pembatas itu dari bahan yang lunak, bukan beton. Kan bisa jadi pesepeda lagi sepedaan, kesenggol, jatuh. Kalau dia enggak pakai helm, jadi fatal. Pengguna jalan lain waktu melintasi di tengah itu ada betonnya, tertabrak, pasti fatalitasnya tinggi," ungkap Fahri.
Kemudian, petugas lalu lintas juga tak bisa menggeser pembatas beton jika diperlukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas. Beda dengan traffic cone portabel yang dapat digeser saat lalu lintas sedang padat.
Baca juga:
- Jumlah Pesepeda di Jakarta Selama PPKM Mikro Berkurang 21,57 Persen, Apa Kabar Jalur Permanen?
- Jalur Sepeda Sudirman-Thamrin Hampir Rampung, Wagub Riza Ingatkan Warga DKI Disiplin Lalin
- Babi Ngepet yang Bikin Heboh Ternyata Hoaks, Ustaz yang Merekayasa Ditangkap
- Polisi Bakal Tindak Pesepeda Keluar Jalur, Dishub: Kami Kedepankan Sosialisasi
Apalagi, saat ini volume pengguna sepeda di Ibu Kota juga telah menurun sebesar 21,57 persen saat masa PPKM mikro dibanding periode sebelumnya.
"Jalur permanen kan berbeda nih. Pada saat ternyata intensitas pesepedanya kurang, dia tidak bisa digeser karena planter box ini statis, 300 kilo," ujar Fahri.
"Makanya, kita akan selalu evaluasi apakah jalur protokol itu sudah tepat. Apakah jalur lain memang perlu, ataukah jalur lain ternyata tidak tepat, dan sebagainya," tambahnya.
Seperti diketahui, terdapat pembatas jalur sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin menggunakan beton berwarna putih, dibubuhi garis berwarna kuning-hitam. Pembatas itu berbentuk seperti rantai yang berkaitan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menjelaskan, jalur sepeda permanen bakal terpasang sepanjang 11,2 kilometer dengan lebar 2 meter. Pembatas ini dibuat menyerupai rantai karena memiliki tema Sabuk Nusantara.
Menurut Syafrin, penataan pembatas jalur sepeda yang memiliki lebar sekitar 2 meter tersebut melambangkan sila kedua Pancasila.
"Rantai melambangkan sila kedua, menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling membantu dan juga bentuk kolaborasi, di mana Jakarta sebagai city of colaboration," jelas Syafrin.
Lebih lanjut, Syafrin menuturkan jalur sepeda permanen di jalan protokol ini akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas bagi pesepeda. Di antaranya adalah way finding, pijakan kaki di kaki simpang dalam lintasan jalur sepeda, dan rest area berupa bike rack pada trotoar.
Pembuatan jalur sepeda ini menghabiskan biaya sekitar Rp30 miliar. Anggarannya bukan dari APBD, melainkan kompensasi pihak ketiga.