Patut Diacungi Jempol, Guru di Sangihe Pakai 'Guling' Akibat Tak Ada Internet
JAKARTA - Guru di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut) menggunakan metode pembelajaran guru keliling (guling) maupun luar jaringan (luring) untuk menyiasati ketiadaan internet di beberapa titik di wilayah tersebut.
"Kalau di daerah perkotaan (ibu kota kabupaten) masih bisa dijangkau, tapi kalau ke daerah tertentu, seperti di pulau terluar semakin sulit. Kami berharap ketersediaan jaringan internet bisa menyentuh merata di seluruh wilayah," ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut) Maximilianus Tielung di Sangihe, dilansir Antara, Kamis, 6 Mei.
Beberapa daerah yang kesulitan jaringan internet untuk kegiatan pembelajaran satuan pendidikan SMA/SMK/ SLB, yaitu Pulau Marore, Tatoareng, Nusa Tabukan, Desa Pintareng, dan Lapango.
Sementara kecamatan yang memiliki akses jaringan internet cukup memadai, yakni Kecamatan Tahuna, Manganitu, Tabukan Utara, dan sebagian Kecamatan Tamako.
"Untuk internet masih kesulitan, kalaupun tersedia belum semua sekolah dapat menikmatinya, yang terjangkau jaringan masih di daerah tertentu," sebutnya.
Baca juga:
- PBNU: Salat Id Harus dengan Prokes Ketat, Takbiran di Rumah Masing-masing
- Setelah Ditelepon Gubsu Edy, Ahok Ungkap Alasan Pertamina Naikkan Harga BBM Nonsubsidi di Sumatera Utara
- WNA India yang Terpapar COVID-19 B1617 Masih Dirawat di RS Sulianti Saroso Sunter
- Ingat! KRL Jabodetabek Beroperasi Hingga Pukul 20.00 WIB di Masa Larangan Mudik
Maximilianus berharap ketersediaan jaringan internet dapat menjangkau semua satuan pendidikan karena banyak inovasi yang dilakukan sekolah bergantung internet.
"Ujian sekolah menggunakan komputer, begitu juga ujian semester yang bisa terkoneksi internet. Kalau jaringan internet tidak ada, akan sangat kesulitan," ujarnya.
Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Sangihe, sebut dia, membawahi 30 sekolah yang terdiri dari SMA, SMK hingga SLB.