Mendes PDTT: 40.000 Desa Bentuk Gerakan Relawan Lawan COVID-19

JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menjelaskan, sebanyak 40 ribu desa siap menghadapi pandemi COVID-19 dengan membentuk Relawan Desa Lawan COVID-19.

Pembentukan relawan ini, kata Halim, sesuai dengan Peraturan Menteri Desa (Permendes). Relawan yang terdiri dari seluruh komponen kekuatan di desa, ketua RT/RW hingga karang taruna ini akan bertugas melakukan pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19 di desa.

"Hari ini ada 40 ribu desa atau sekitar 53 persen yang sudah membentuk Relawan Desa Lawan COVID-19. Tentu 40 ribu desa ini memang masih proses," kata Halim dalam konferensi pers di akun YouTube resmi BNPB, Minggu, 19 April.

Sementara untuk 47 persen desa lainnya, kata dia, sedang berproses membentuk gerakan relawan tersebut. Selama proses ini, kementerian PDTT bertugas melakukan pemantuan, evaluasi, hingga pengawasan agar pembentukan relawan ini bisa terlaksana.

Relawan Lawan COVID-19 yang diketuai oleh kepala desa ini, memiliki beberapa tugas, di antaranya memantau mobilitas warga desa, baik yang dari dalam akan keluar desa atau sebaliknya dengan membentuk pos jaga desa.

"Pos jaga desa ini sangat penting dalam konteks untuk melakukan pemantauan warga desa yag keluar maupun warga desa yang dari luar. Supaya memberikan rasa aman bahwa desanya dilakukan pengawasan yang serius," tegasnya.

Halim menambahkan, sudah ada 8.400 lebih desa yang membentuk pos jaga desa. Pos ini bertugas melakukan pendataan terhadap pemudik yang datang dari rantau pada masa pandemi virus corona.

Selain untuk mengawasi dan melakukan pendataan, relawan ini bertugas menyiapkan atau membentuk ruang isolasi di desa. Langkah penting karena tak semua rumah di desa memenuhi syarat sebagai tempat isolasi mandiri.

Halim mengatakan, jumlah ruang isolasi Orang Dalam Pengawasan (ODP) atau pemudik yang baru kembali ke desa, sudah ada di 8.594 desa, dengan total 35 ribu tempat tidur. Ruang isolasi ini bertempat di sekolah atau balai desa dan sudah bertugas menangani puluhan ribuan ODP.

"Dari 8.954 desa tadi sudah menangani 24.519 ODP. Artinya, aktifitas desa sudah bagus untuk mempersiapkan diri dan menuju ke desa mandiri dalam melakukan penanganan dan pencegahan COVID-19," ungkap Halim.

"Saya yakin kalau tiap desa melakukan penanganan serius, maka lingkup desa selesai. Maka otomatis, akumulasi dari lingkup kecil tadi akan berdampak pada lingkup luas seperti lingkup kecamatan, kabupaten, provinsi, dan tentu nasional," imbuh dia.

Sebelumnya, hingga Minggu, 19 April, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia terus meningkat hingga mencapai 6.575 pasien dengan angka kesembuhan terus mengalahkan angka mereka yang meninggal.

Saat ini, pasien yang dinyatakan sembuh setelah dinyatakan negatif dalam dua kali tes mencapai 686 orang. Sementara yang meninggal dunia angkanya akibat terjangkit virus ini mencapai 582 orang.

Sedangkan untuk angka Orang Dalam Pengawasan (ODP) saat ini jumlahnya mencapai 178 ribu orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang menunggu hasil tes realtime Polymerase Chain Reaction (PCR) mencapai 15.646 orang.