Perkembangan Virus Corona Paling Masif Terjadi Sebelum Gejala Muncul
Ilustrasi foto (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah studi yang dikeluarkan pada Rabu, 15 April mengungkapkan, orang yang paling bisa menularkan COVID-19 adalah mereka yang belum menunjukkan gejala sama sekali.

Dilansir dari CNN, Jumat 17 April, penelitian yang diterbitkan oleh Nature Medicine memiliki bukti yang menunjukkan bahwa orang yang tampaknya sehat justru menyebarkan virus. Para peneliti melakukan swab kepada 94 pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Rakyat Guangzhou di China yang dirawat pada 21 Januari hingga 14 Februari.

Jumlah materi genetik virus memuncak dengan cepat setelah timbulnya gejala, kemudian menurun selama sekitar 21 hari. Hasil itu menunjukkan bahwa produksi virus mungkin paling kuat pada awal infeksi sebelum sistem kekebalan tubuh mulai membunuh virus dan menghasilkan gejala.

“Kami mengamati viral load tertinggi pada swab tenggorokan pada saat gejala baru dimulai dan menyimpulkan bahwa infeksi menular pada atau sebelum timbulnya gejala,” kata para peneliti lewat jurnal tersebut.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa pelepasan virus atau waktu seseorang dapat menulari orang lain, dapat dimulai dua sampai tiga hari sebelum gejala muncul. Jumlah virus yang dilepaskan tampak menurun setelah orang-orang mulai merasa sakit.

Para peneliti memberikan peringatan yang jelas di samping penelitian mereka. Karena orang mungkin menyebarkan virus sebelum mereka menunjukkan gejala, intervensi kesehatan masyarakat seperti pelacakan kontak, sangat perlu dilakukan.

Pelacakan kontak tidak hanya perlu mengidentifikasi mereka yang terpapar pada orang memiliki gejala, tetapi mereka juga perlu melihat secara urut siapa saja yang memiliki kontak saat orang tersebut masih merasa sehat.

"Kriteria yang lebih inklusif untuk pelacakan kontak untuk menangkap transmisi potensial dua hingga tiga hari sebelum timbulnya gejala harus segera dipertimbangkan untuk pengendalian wabah yang efektif," tulis para peneliti.

Penelitian itu memang memiliki keterbatasan. Yaitu, itu bergantung pada ingatan pasien ketika gejala mereka pertama kali muncul, yang bisa saja tidak jelas dan tidak pasti. Kebiasaan mencuci tangan dan melakukan social distancing bagi semua orang mungkin juga akan diperlukan untuk mengendalikan pandemi selama belum tersedianya pengobatan COVID-19 atau vaksin, kata para peneliti.

Berdasarkan bukti yang berkembang, Amerika Serikat merekomendasikan bahwa orang sehat harus tetap menggunakan masker di luar untuk mengurangi risiko menulari orang lain.