JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyebut sebanyak 1.743.343 Relawan Desa Lawan COVID-19 telah terpilih. Para relawan ini nantinya bertugas memberikan edukasi tentang COVID-19.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan, berdasarkan rasio jumlah relawan di desa-desa tersebut, maka setiap relawan akan menangani 68 warga desa.
"Relawan desa lawan COVID-19 terbentuk di 61.670 desa atau 82 persen desa. Dengan jumlah relawan 1.743.343 menunjukkan bahwa desa telah siap melakukan langkah-langkah penanganan COVID-19," tuturnya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, di Jakarta, Kamis, 21 Mei.
Abdul Halim mengatakan, kalau nanti relawannya tambah, maka jumlah warga yang ditangani akan berkurang, karena keluarga desa tidak semuanya membutuhkan penanganan. "Berarti nanti lebih kecil lagi penanganannya," jelasnya.
Para relawan tersebut memiliki sejumlah tugas, antara lain memberikan edukasi kepada masyarakat tentang COVID-19, mendata penduduk yang rentan sakit, menyediakan ruang isolasi COVID-19 di desa dan menyemprotkan disinfektan serta menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer di tempat umum.
BACA JUGA:
Kemudian, lanjut Abdul Halim, mereka juga menyediakan alat kesehatan untuk deteksi dini, perlindungan dan pencegahan penyebaran wabah yang dikoordinasikan dengan Puskesmas atau tenaga-tenaga kesehatan di pedesaan.
"Mereka juga ditugaskan untuk menyediakan alat deteksi dini nonmedis, informasi nomor telepon rumah sakit rujukan dan ambulans, mendirikan Pos Jaga Gerbang Desa dan memastikan tidak ada kerumunan banyak orang serta menangani logistik untuk kepentingan warga desa yang menjalan isolasi," katanya.
Lebih rinci, Abdul Halim menjelaskan, sosialisasi hidup sehat dilakukan di 54.955 desa atau 73 persen desa. Penyediaan tempat untuk mencuci tangan di area publik sudah dilakukan di 51.375 desa atau 69 persen desa. Kemudian, penyemprotan disinfektan dilakukan di 54.239 desa atau 72 persen desa. Pengadaan masker untuk warga desa di 33.087 desa atau 44 persen.
"Dana desa yang digunakan untuk penanganan COVID-19 Rp2,59 triliun," tuturnya.
Abdul Halim mengatakan, Pos Jaga Gerbang Desa dioperasikan 24 jam. Hal ini bertujuan untuk mendata dan memeriksa tamu yang masuk desa, mendata dan memeriksa kesahatan warga yang keluar masuk desa, memeriksa dan mendata warga desa yang datang dari rantau, dan merekomendasikan warga desa maupun yang datang dari rantau untuk karantina mandiri jika kurang sehat.
"Pos jaga gerbang desa dibangun di 47.886 desa atau 64 persen desa. Pendatang yang telah didata sebanyak 766.138 orang. Pendataan masyarakat rentan sakit di 29.847 desa dan warga rentan sakit yang telah didata sebanyak 96.055 orang," jelasnya.
Tak hanya itu, Abdul Halim mengungkap, ruang isolasi juga telah didirikan di 19.590 desa. Sementara jumlah tempat tidur di ruang isolasi sebanyak 78.360 unit dan 179.682 ODP pernah menggunakan ruang isolasi ini.