Bagikan:

JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melihat ada penurunan kepatuhan protokol kesehatan di tempat umum saat pada hari libur Natal dan tahun baru 2021. Pemantauan ini tercatat dalam aplikasi Bersatu Lawan COVID-19.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan, pemantauan ini dilakukan terhadap 1.181.512 orang di 342.493 tempat wisata di 436 kabupaten/kota di seluruh Indonesia pada 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021.

"Libur Natal dan tahun baru kan jatuh pada hari Kamis dan Jumat, ternyata tren kepatuhan protokol kesehatan memang menurun dibanding pekan sebelumnya," kata Dewi dalam tayangan Youtube BNPB Indonesia, Rabu, 6 Januari.

Ada dua aspek yang dipantau, yakni penggunaan masker dan menjaga jarak. Dari pekan lalu, penggunaan masker masyarakat sebesar 82 persen. Pada tepat hari libur Natal dan Tahun baru yakni Kamis dan Jumat, ada penurunan menjadi 81 persen. 

Sementara, dalam aspek menjaga jarak, juga terjadi penurunan dari 80 persen masyarakat yang menjaga jarak menjadi 77 persen pada hari libur Natal dan tahun baru.

Namun, pada hari Sabtu dan Minggu setelah hari Natal dan tahun baru, kembali meningkat. "Jadi, ketika melihat risiko penularannya lebih banyak di hari Sabtu dan Minggu, mereka jadi lebih patuh terhadap protokol kesehatan," jelas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menyoroti perihal menurunnya angka kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal ini disampaikannya dalam rapat terbatas Penanganan Pandemi COVID-19 dan Rencana Pelaksanaan Vaksinasi di Istana Negara, Jakarta.

"Dari survei yang kita lakukan, sekarang ini motivasi disiplin terhadap protokol kesehatan masyarakat berkurang. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan ini berkurang," kata Jokowi.

Sehingga, dia meminta para gubernur yang hadir dalam rapat tersebut menaruh perhatian lebih pada masalah penurunan disiplin protokol kesehatan. Jangan sampai kejadian yang terjadi sejumlah negara lain seperti Jepang, Inggris, dan Thailan yang harus melakukan karantina wilayah atau lockdown karena adanya peningkatan kasus justru terjadi di Tanah Air.

"Oleh sebab itu, kita harus kerja keras, kerja mati-matian agar 3T dan 3M bisa dilakukan di lapangan, sekali lagi di lapangan," tegasnya.