Kemenkominfo Gandeng Polri dalam Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Rawan
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menggandeng Polri dalam pembangunan infrastruktur digital TIK atau telekomunikasi dan informatika di seluruh Indonesia
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Jhonny G. Plate mengatakan dilibatkannya Polri dalam pembangunan infrastruktur ini karena ada beberapa lokasi yang masuk rural area. Di mana lokasi itu dianggap rawan gangguan kamtibmas.
"Nah untuk itu hari ini saya bertemu dan berdiskusi dengan bapak kapolri untuk bagaimana bekerja bersama-sama memastikan pelaksanaan pembangunan berjalan dengan lancar di wilayah kerja Kominfo di seluruh indonesia," ucap Jhonny kepada wartawan, Selasa, 4 Mei.
"Nah di wilayah rural area ini tantangannya banyak, termasuk tantangan kamtibmas tentu dengan dukungan dari Polri mudah-mudahan ini bisa dilakukan dengan baik," sambung dia.
Baca juga:
- Gubernur Koster Umumkan 2 Orang di Bali Terpapar Varian Baru Mutasi COVID-19 dari Afsel dan Inggris
- Jokowi: COVID-19 Beri Pelajaran Luar Biasa dalam Perencanaan Pembangunan
- Anak Buah Anies Menolak Kerumunan di Pasar Tanah Abang Kecolongan
- Aksi KKB Papua Makin Menjadi dan Bakar Fasilitas Umum: TNI-Polri Tak akan Mundur
Jhonny juga menyebut, kerja sama dengan Polri sangatlah penting. Sebab, penyelesaian pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia ditargetkan rampung pada 2022.
Setidaknya, pembangunan infrastruktur itu akan dilakukan di_83.548 desa dan kelurahan di Indonesia.
"Kerja sama ini sangat strategis dan sangat penting untuk kelancaran pembangunan infrastruktur TIK di wilayah-wilayah yang sulit, di wilayah yang berat; di wilayah 3 T yang harus menyebrangi lautan, selat, mendaki gunung, menuruni lembah, dan ngarai yang luar biasa besar tantangannya," kata dia.
Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut bakal mendukung seluruh program Kemenkominfo. Termasuk soal pembangunan infrastruktur.
Alasannya, jaringan internet dan sebagainya menjadi sangat penting. Apalagi saat ini sedang dilanda masa pandemi yang harus menerpakan cara kerja daring.
"Kita juga tahu bahwa ini menjadi kebutuhan kita bersama. Apalagi seluruh negara saat ini sedang hadapi situasi pandemi COVID, sehingga terkait dengan kebutuhan masyarakat untuk kemudian menyesuaikan, membiasakan, dari yang biasa offline jadi online," kata Sigit.
"Ini tentunya menjadi satu kebutuhan yang harus didukung dengan kemajuan teknologi informasi. baik di dunia pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan hal-hal lain yang tentu mau tidak mau harus ada penyesuaian," sambung Sigit.