Ketegasan Gibran Pecat Lurah Gajahan yang Pungli Modus Zakat Dipuji PDIP

JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung langkah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang memecat Lurah Gajahan karena terlibat pungutan liar zakat Idulfitri.

Menurut politikus PDIP Hendrawan Supratikno, langkah Gibran menunjukkan seorang pemimpin yang cerdas. Sebab, meminta dana kepada warga berkedok sedekah tidak dibenarkan. 

"Langkah awal yang bagus. Menggeser persepsi dan tradisi yang keliru merupakan pintu masuk pemosisian politik yang cerdas," ujar  kepada VOI, Selasa, 4 Mei.

Dalam kondisi Indonesia saat ini, kata Hendrawan, menghadirkan wajah birokrasi yang melayani rakyat sangat penting. 

"Itu menjawab kerinduan rakyat banyak," jelas anggota Komisi XI DPR itu.

Terkait adanya hujatan warga yang tak terima lantaran lurahnya dipecat Gibran, Hendrawan menilai setiap kebijakan memang ada resiko. Namun, kata dia, patut diacungi jempol Gibran berani ambil sikap sebagai pemimpin muda.

"Setiap pemosisian politik (political positioning) mengandung risiko. Setiap perjuangan selalu berhadapan dengan resistensi atau kekuatan status-quo. Justru di situ greget dan nyali diukur oleh publik," kata Hendrawan. 

Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka angkat bicara setelah mendapat protes dari warga Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon soal pemecatan lurah mereka, Suparno.

Bagi Gibran, pungutan liar (pungli) dalam bentuk sedekah dan zakat fitrah tetaplah kesalahan dan harus dipertanggungjawabkan.

"Kesalahan sudah jelas. Suratnya sudah jelas, dia mutarin surat seperti apa, redaksi seperti apa. Ya tetap salah, dia kan bertanggungjawab," kata Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin, 3 Mei.

Gibran juga mempersilakan warga yang hendak mengumpulkan tandatangan dukungan sebagai bentuk protes agar lurah mereka tidak dipecat. 

"Ya silakan, saya enggak menghalangi. Yang jelas kesalahannya sudah jelas," kata Gibran.