Amerika Serikat Angkat Kaki dari Afghanistan, 100 Gerilyawan Taliban Tewas dalam 24 Jam

JAKARTA - Lebih dari 100 gerilyawan Taliban tewas dalam 24 jam terakhir dalam pertempuran antara tentara Afghanistan dengan kelompok militan pada Minggu kemarin, kata Kementerian Pertahanan Afghanistan.

Kekerasan itu terjadi setelah Amerika Serikat melakukan serangan udara di Kandahar, yang sering dijuluki tempat kelahiran Taliban. Kekerasan meningkat, ketika pasukan Afghanistan menguasai pangkalan militer Amerika Serikat di Provinsi Helmand, selatan Afghanistan yang bergejolak. 

Militer Amerika Serikat mengatakan, mereka melakukan serangan udara presisi, setelah sebuah pangkalan mereka di lapangan udara di Kandahar, menerima tembakan tidak langsung yang tidak efektif dan tidak menyebabkan kerusakan. 

"Sebagai bagian dari penarikan yang sedang berlangsung, militer AS menyerahkan Kamp Antonik di Helmand kepada pasukan Afghanistan," ungkap Kementerian Pertahanan," melansir The National News, Senin 3 Mei.

Dikatakan pangkalan itu akan digunakan oleh pasukan khusus Afghanistan yang telah dilatih dalam operasi kontra-terorisme oleh militer Amerika Serikat dan NATO.

Militer Amerika Serikat menyerahkan Kamp Antonik kepada pasukan Afghanistan, sehari setelah secara resmi mulai menarik pasukannya yang tersisa dari negara itu.

"Pasukan Taliban dan pemerintah bentrok di beberapa provinsi, termasuk di bekas benteng pemberontak Kandahar, di mana militer AS melakukan serangan presisi pada Sabtu, ketika pasukan itu mulai menarik pasukan terakhir," kata Kementerian Pertahanan Afghanistan.

"52 pejuang Taliban lainnya terluka dalam bentrokan itu," lanjut kementerian itu tanpa memberikan rincian korban yang diderita oleh pasukan pemerintah.

Taliban tidak memberikan komentar apa pun tentang pertempuran itu, tetapi kedua belah pihak diketahui membesar-besarkan korban yang ditimbulkan di pihak lain.

Untuk diketahui, militer Amerika Serikat secara resmi mulai menarik 2.500 tentaranya yang tersisa dari negara yang dilanda kekerasan pada Hari Sabtu 1 Mei, seperti yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden bulan lalu.

Para pejabat Afghanistan mengatakan, semua pasukan asing akan dibawa ke Bagram, pangkalan Amerika terbesar di Afghanistan, dan dari sana mereka akan kembali ke negara masing-masing.