PSBB Jabodetabek, Pemprov Kembali Perpanjang Waktu Headway MRT dan LRT
JAKARTA - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah diberlakukan di Jakarta sejak, Jumat 10 April. Pemberlakuan aturan PSBB ini tentunya berdampak pada layanan transportasi publik di Jakarta.
Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta bakal memperpanjang waktu kedatangan antar-kereta (headway), pada Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Rel Terpadu (LRT) selama PSBB diterapkan. Semula waktu Headway MRT Jakarta berkisar antara 20 menit, akan diperpanjang menjadi 30 menit sekali.
Baca juga:
Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo menjelaskan, perpanjangan jeda waktu tunggu antar kereta MRT ini akan mulai berlaku pada, Sabtu, 18 April mendatang. Selain itu MRT Jakarta juga tidak akan berhenti di semua stasiun.
"MRT hanya akan beroperasi di beberapa stasiun," kata Syafrin saat dihubungi, Kamis, 16 April.
Sedangkan untuk LRT, Syafrin menyatakan headway antar kereta akan berubah setiap 60 menit dan mulai berlaku pada Jumat, 17 April. Kendati begitu dia belum dapat menyebutkan stasiun mana saja yang tetep beroperasi selama adanya perubahan headway.
"(Perpanjangan headway) ini sedang disiapkan oleh teman-teman MRT dan LRT," kata Syafrin saat dihubungi, Kamis 16 April.
Syafrin menjelaskan alasan pihaknya kembali memperpanjang jeda waktu headway di dua moda transportasi umum ini karena wilayah di sekitar Jabodetabek, telah berstatus PSBB. Di mana kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, dan Bekasi mulai memberlakukan PSBB, sejak 15 April. Sedangkan Tangerang dan Tangerang Selatan pada Sabtu, 18 April mendatang.
"Pelaksanaan PSBB itu pedoman kita dalam setiap kebijakan khususnya di sektor transportasi Jakarta untuk berusaha mencegah penyebaran COVID-19," tutur dia.
Diketahui sejak pemberlakuan PSBB, jam operasional MRT dan LRT Jakarta diubah waktunya yaitu dari pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Jumlah penumpang dalam satu gerbong pun dibatasi maksimal 60 orang per rangkaian kereta.
Penerapan PSBB juga menurunkan jumlah penumpang MRT Jakarta hingga 90 persen per hari dan kini hanya melayani 2.000 penumpang. Begitu pula pengguna LRT yang menurun hingga 90 persen dari jumlah penumpang harian.