Rusia Mulai Produksi Vaksin COVID-19 untuk Hewan, Diminati Jerman hingga Iran

JAKARTA - Regulator pertanian Rusia mengumumkan mulai memproduksi batch pertama vaksin COVID-19 untuk hewan, Jumat 30 April. Jumlah vaksin yang diproduksi untuk tahap ini sebanyak 17 ribu dosis. 

Dinamakan Carnivac-Cov, vaksin ini didaftarkan secara resmi pada Maret lalu, setelah lulus tes dan menunjukkan antibodi terhadap COVID-19 pada anjing, kucing, rubah dan cerpelai. 

"Batch pertama akan dipasok ke beberapa wilayah Rusia," kata regulator Rosselkhoznadzor dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters, Jumat 30 April. 

Lebih jauh dijelaskan, sejumlah perusahaan dari mancanegara seperti Jerman, Yunani, Polandia, Austria, Kazakhstan, Tajikistan, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Lebanon, Iran dan Argentina telah menyatakan minatnya untuk membeli vaksin tersebut.

"Sekitar 20 organisasi siap merundingkan pendaftaran dan pasokan vaksin ke negara mereka. Berkas untuk pendaftaran di luar negeri, khususnya di Uni Eropa, sedang dalam persiapan dan akan segera digunakan untuk proses pendaftaran," tukas Rosselkhoznadzor.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyuarakan keprihatinan atas risiko penularan virus antara manusia dan hewan. Regulator Rusia mengatakan, vaksin itu akan mampu melindungi spesies yang rentan dan menggagalkan mutasi virus.

Untuk diketahui, vaksin untuk hewan ini dikembangkan para ilmuwan dari Federal Service for Veterinary and Phytosanitary Surveillance (Rosselkhoznadzor) Rusia.

"Uji klinis Carnivac-Cov, yang dimulai Oktober lalu, melibatkan anjing, kucing, rubah Arktik, cerpelai, rubah, dan hewan lainnya," kata Wakil Kepala Rosselkhoznadzor Konstantin Savenkov beberapa waktu lalu. 

“Hasil uji coba memungkinkan kami menyimpulkan, vaksin itu tidak berbahaya dan sangat imunogenik, karena semua hewan yang divaksinasi mengembangkan antibodi terhadap virus corona dalam 100 persen kasus.” tambahnya.