Waspada, di Banyumas Ada Klaster COVID-19 Tarawih Akibat Jemaah Sakit Paksakan Salat di Masjid
JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut muncul klaster COVID-19 kegiatan salat tarawih saat bulan ramadan tahun ini.
"Ada klaster di Banyumas. Informasi ini kami dapatkan bahwa di Banyumas terdapat 51 orang yang positif COVID-19 setelah pelaksanaan salat tarawih," kata Nadia dalam konferensi pers virtual, Jumat, 30 April.
Nadia menyebut, 51 orang yang terpapar COVID-19 dalam klaster tarawih ini berada pada dua masjid yang berbeda. Penyebab awalnya, ada satu orang jemaah yang dalam keadaan sakit namun tetap memaksakan diri tarawih di masjid.
"Ada satu jemaah yang memang sudah kemudian positif COVID-19, jemaah tersebut walaupun sudah sakit tetap berangkat tarawih ke masjid. Tentunya hal seperti ini menjadi perhatian kita," ungkapnya.
Baca juga:
- Bantah Barang Bukti di Eks Markas FPI Cairan Pembersih Toilet, Polri: Bahan Baku untuk Peledak
- Anggaran JakWIFI Rp6 Juta Tiap Titik Kemahalan, Lebih Baik Anggarannya Buat Tambah Penerima KJP
- Bule Rusia Pamer Lolos Karantina Masuk Indonesia, Ternyata Terlacak Pernah Masuk Wisma Atlet
- Bocah yang Viral Bawa Truk Tronton: Disuruh Paman Gantian!
Selain klaster tarawih, Nadia juga mengungkapkan munculnya klaster mudik di Pati, klaster takziah di Semarang, hingga klaster buka puasa bersama di berbagai daerah.
"Banyaknya masyarakat yang saat ini melakukan aktivitas buka puasa bersama. Buka puasa bersama bisa dilakukan kembali, perhatikan protokol kesehatan. Pada prinsipnya, berbicara pada saat makan bersama menjadi faktor yang sangat memungkinkan terjadinya penularan virus COVID-19. Ini tentunya yang tidak kita inginkan," jelasnya.
Nadia juga menyinggung adanya klaster COVID-19 perkantoran, salah satunya di DKI Jakarta. Pemprov DKI mencatat ada pertambahan ratusan kasus positif COVID-19 di lingkup perkantoran hanya dalam satu pekan.
Pada periode 5-11 April 2021, ada 157 kasus COVID-19 di perkantoran. Kasus tersebar dari 78 perkantoran di ibu kota. Lalu pada 12-18 April, jumlah kasus bertambah jadi 425 orang di 177 kantor. Artinya, ada penambahan 268 pasien dalam satu minggu.