Dibilang 'Barisan Sakit Hati', Waketum: Mereka Panik Lihat Pertumbuhan Partai Ummat

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Ummat, Agung Mozin membantah parpolnya dikaitkan dengan persepsi partai 'Barisan Sakit Hati'. Sebaliknya, kata dia, yang mengatakan demikian justru sakit hati ditinggalkan tokoh-tokoh yang berada dibarisan Partai Ummat. 

"Tidak juga, itu kan stigma yang dibangun oleh mereka yang kita tinggalkan," ujar Agung kepada VOI, Jumat, 30 April.

Menurutnya, pihak yang menyebut demikian tidak terima melihat perkembangan Partai Ummat yang cukup signifikan. Terlebih, survei Partai Ummat terus menunjukkan arah positif.

"Mereka yang kita tinggalkan itu terganggu, apalagi melihat hasil survei yang naik terus dari 0,3,%, naik 0,9%, naik 1,1%, naik jadi 1,3% kemudian naik lagi 1,5%. Dan kemarin di DKI, hasil survei kita 2,1%, wah itu buat partai baru sesuatu banget," ucap Agung.

"Jadi kalau ada yang mengatakan seperti itu (barisan sakit hari, red) ya pernyataan orang-orang yang panik dengan pertumbuhan Partai Ummat," sambungnya.

Agung pun mengingatkan kembali bahwa Partai Ummat akan terus mengkonsolidasikan partai hingga tercapai syarat untuk disahkan Kemenkumhan dan diperbolehkan mengikuti pemilu oleh KPU.

"Terdekat target kita konsolidasi partai agar semua wilayah kabupaten/kota dan kecamatan. Syukur syukur bisa terisi 100 persen," kata Agung Mozin.

 

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menolak parpolnya disebut 'barisan sakit hati' lantaran banyak diisi orang-orang yang kecewa terhadap hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

"Sakit hati, saya pikir saya bisa menggunakan terminologi lain, kata sebaliknya tapi nggak apa-apa. Ini jadi supaya dialek kita terbangun," ujar Ridho, Kamis, 29 April.

Menurut Ridho, lebih pas jika kader-kader Partai Ummat disebut teguh pendirian.

"Saya lebih suka menggunakan kata bahwa orang-orang ini yang memang istiqamah berjuang, sekalipun harus berganti baju, berpindah perahu, tapi masih membawa semangat perjuangannya," sambung menantu Amien Rais itu.