Pengelola Mal Sarankan Pemilik Toko Harus Inovatif di Masa Pandemi: Biar Pelanggan Setia Kembali Berbelanja
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Haryanto Pratantara menyarankan agar pemilik toko perlu berinovasi untuk memudahkan pelanggan di masa pandemi.
"Konsumen akan didominasi generasi Z. Konsumen nanti lebih menginginkan lebih praktis, mudah, simpel dan cepat. Memberikan banyak pilihan dan pengalaman menyenangkan," kata Haryanto dikutip dari Antara, Kamis 29 April.
Untuk itu, lanjut dia, setiap toko perlu melakukan inovasi agar memudahkan pelanggan setianya dapat terus kembali berbelanja atau meninggalkan sebuah kesan ketika bertransaksi.
Sekjen Hippindo tersebut menyadari kondisi di tengah pandemi corona membuat semua serba sulit. Ditambah biaya penyewaan tenant di mal melambung tinggi.
"Cost dari waktu ke waktu meningkat. Bagaimana menyiasati ketika melakukan efesiensi. Ini juga suatu tantangan tips dan trik masing-masing ritel," ujar Haryanto.
Sementara itu Praktisi Property Management-Member of GMT Institute, Asj'ari Bali menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya membuat pola yang tidak memberatkan pihak penyewa atau tenant. Dengan demikian performa pelayanan mal tetap prima.
"Sebagai pengelola mal, tentu harus menyesuaikan tagihan biaya operasional kepada tenant. Berkomunikasi dengan tenant, kita juga mencari formula terbaik," cetus Asj'ari.
Baca juga:
- Pakuwon, Perusahaan Properti Milik Konglomerat Alexander Tedja Ini Raup Marketing Sales Rp427 Miliar di Kuartal I 2021
- Jam Buka Restoran Diperpanjang untuk Bukber-Sahur, Tapi Mal Tetap Tutup Jam 9 Malam
- Kenapa Jam Restoran Dilonggarkan di Bulan Puasa? Wagub DKI: Banyak Orang Makan Setelah Tarawih
- Sri Mulyani 'Minta Tolong' kepada PNS, TNI, dan Polri: THR Harus Dibelanjakan, Ini Salah Satu Resep Pemulihan Ekonomi
Pola penyesuaian bagian operasinal kepada tenant juga mempunyai konseksuensi. Jika pihaknya memberikan diskon besar, tentu tenant bisa menyesuaikan stuktur biaya yang ada di masa pandemi.
"Piutang tak terbentuk, jika memilih opsi satu tidak ada masalah," katanya.
Sementara ada pilihan lainnya, yakni jika diskon yang diberikan tidak besar maka risikonya tenant tidak bisa membayar penuh.
"Ini yang tidak diharapkan pengelola. Tapi kita tetap punya batasan bahwa mal harus dioperasikan dengan harga yang cukup. Perlu satu strategi, pengendalian, kepemimpinan terhadap struktur biaya ini. Sehingga bisa mencari solusi terbaik," ujar Asj'ari.