Sido Muncul Milik Konglomerat Irwan Hidayat Ini Raup Laba Rp269 Miliar di Kuartal I 2021
JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan pertumbuhan kinerja di kuartal I 2021. Laba perusahaan jamu dan minuman kesehatan ini tumbuh 16 persen menjadi Rp269 miliar di kuartal I 2021.
Dikutip dari laporan keuangan Sido Muncul, Senin 26 April, pertumbuhan laba bersih tersebut seiring pertumbuhan penjualan perusahaan milik konglomerat Irwan Hidayat ini. Pada kuartal I 2021, Sido Muncul mencatat penjualan bersih sebesar Rp793 miliar atau tumbuh 9 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Jika dirinci, segmen makanan dan minuman berkontribusi sebesar Rp257,45 miliar atau meningkat 30,22 persen dari Rp197,70 miliar yoy. Kemudian diikuti oleh jamu herbal dan suplemen sebanyak Rp505,76 miliar yang naik tipis 1,11 persen yoy dan penjualan farmasi tercatat sebanyak Rp30,20 miliar.
"Sido Muncul mempertahankan biaya-biaya produksi dan operasional melalui kebijakan cost effective management. Alhasil, penjualan tumbuh dengan pengeluaran biaya yang terkendali dan menyebabkan profitabilitas meningkat," jelas manajemen Sido Muncul.
Baca juga:
- Sejarah Sido Muncul yang Didirikan Rakhmat Sulistio dan Kini Dapat Rp3,33 Triliun dari Pandemi COVID-19
- Sido Muncul, Perusahaan Jamu Milik Konglomerat Irwan Hidayat Ini Bagikan Dividen Rp934 Miliar
- 100 Orang Terkaya di Indonesia Terbaru Versi Forbes: Hartono Bersaudara Tetap di Posisi Teratas
- Sido Muncul, Perusahaan Jamu Milik Konglomerat Irwan Hidayat Berhasil Raup Penjualan Rp3,33 Triliun di 2020
Akibatnya, laba operasi dan laba bersih SIDO masing-masing bertumbuh sebesar 16 persen menjadi Rp332 miliar dan Rp269 miliar pada kuartal I 2021 dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Sido Muncul juga mendeklarasikan pembagian dividen dengan rasio payout sebesar 100 persen pada hasil RUPS bulan Maret lalu.
Tahun 2021 ini, SIDO menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih masing-masing di atas 10 persen. Produsen Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G ini ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp180 miliar - Rp200 miliar untuk anggaran belanja pemeliharaan dan penyelesaian perluasan fasilitas produksi.