Tentang Pintu Darurat dan Tekanan Air yang Membuat Awak KRI Nanggala-402 Mustahil Keluar dari Kapal
YOGYAKARTA - Kapal selam KRI Nanggala-402 dianggap telah berlayar untuk selamanya. Pada tanggal 21 April 2021 kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali mendadak hilang kontak.
KRI Nanggala membawa 53 awak kapal dengan cadangan oksigen yang hanya bisa bertahan selama 72 jam. TNI kemudian mengerahkan banyak KRI lain untuk melakukan penyelamatan terhadap 53 awak kapal tersebut.
Perbincangan di media sosial pun ramai terutama pada netizen yang bertanya-tanya kenapa tidak keluar dari pintu darurat, dan menyelamatkan diri dengan berenang ke permukaan?
Baca juga:
- PM India Narendra Modi Akui Tsunami COVID-19 Membuat Dirinya Tertekan
- KRI Nanggala-402 Berusia 42 Tahun, Pengamat: Normalnya Digunakan 30 Tahun
- Perawatan Jadi Kunci, Eks Kabais: Kapal Selam Kalau Sudah Hilang Kontak Sulit Dicari
- Prabowo Dikritik karena Tiba-tiba Mau Belanja Alutsista dalam Dua Pekan ke Depan
Banyak hal yang harus diketahui dulu tentang kapal selam
Kapal selam tidak memiliki pintu emergency yang bisa dibuka dengan leluasa. Pintu kapal selam lebih rumit dari yang dibayangkan hal tersebut agar dibuat menjaga air tidak masuk ke dalam.
Kesempatan mereka untuk tetap selamat juga bergantung pada kedalaman air tempat kapal selam tersebut berada. Kapal Nanggala hilang di dalam kedalaman 700 Meter Artinya seperti Burj Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab.
Tentunya ini akan jauh dari tekanan 3-4 atm. Perlu diketahui manusia biasa hanya bisa sekitar 4 atm dengan hitungan 1 atm adalah 10 meter sehingga batas maksimal itu sekitar 40 meter. Dengan kedalaman 700 meter jika keluar akan seperti diinjak 100 Gajah akan hancur karena tekanan air.