Anies Bicara Emisi dan Perubahan Iklim di Forum Internasional, PDIP Ungkit Banjir dan Macet DKI: Tong Kosong!
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi dua usulan dalam forum internasional yang dihadiri Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Usulan itu terkait penguruangan emisi karbon dan pengendalian perubahan iklim.
Hal ini lantas dikritik Anggota DPRD Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak. Gilbert mengatakan, saran yang disampaikan Anies tersebut semestinya juga diterapkan di Jakarta. Namun, Anies tampak tak melaksanakan usulannya sendiri.
"Saran yang diberikan Bung Anies selayaknya diimplementasikan di Jakarta tapi kenyataannya tidak dikerjakan. Kalau hanya narasi tanpa aksi, maka itu seperti tong kosong," kata Gilbert kepada wartawan, Senin, 19 April.
Gilbert mengakui emisi karbon memang mulai berkurang, namun hal tersebut ditolong oleh kondisi pandemi yang mengharuskan pembatasan mobilitas penduduk.
Menurutnya, angkutan terintegrasi masih jauh dari target. Kemacetan masih di mana-mana. Padahal, masa jabatan Anies tinggal sekitar satu setengah tahun lagi sampai Oktober 2022.
"Selama menjabat, Anies lebih memprioritaskan sepeda yang tidak mungkin mengatasi kemacetan sebagai sumber emisi karbon, tetapi transportasi publik yang harusnya jadi jawaban untuk itu," ujar Gilbert.
Sementara oal pengendalian perubahan iklim, Gilbert menyinggung masalah banjir. Juga, erupsi laut karena air tanah yang terus tersedot akibat penggunaan secara massal.
"Berhubungan dengan usulan Gubernur atasi iklim, dalam draft RPJMD malah tidak ada upaya mengatasi air bersih ini. Yang ada, (pengerjaan) normalisasi diserahkan ke pusat. Kesan yang timbul dari usulan Bung Anies ini sekadar tata kata tanpa bukti nyata," tuturnya.
Dua usulan yang diberikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disambut interupsi Sekjen Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) António Gutteres yang menyatakan setuju dan akan menindaklanjuti usulan tersebut.
Usulan ini disampaikan Anies dalam virtual forum bertajuk Dialogue Between C40 Mayors and UN Secretary General-Advancing Carbon Neutrality and Resilent Recovery for Cities and Nations, yang digelar pada Jumat malam, 16 April. Dalam acara ini, dia mendapatkan waktu bicara selama dua menit.
Baca juga:
- KPK Ibu Kota Bentukan Anies Baswedan Dikritik, Bisu Saat Kejanggalan Anggaran DKI Mencuat
- Kapuskes TNI Pastikan Uji Klinis Vaksin Nusantara Sesuai Kaidah Penelitian
- Viral Anggota Polisi Tewas, 1 TNI Luka Kasus Penganiayaan di Melawai, Penyidik Periksa 6 Saksi
- Rugi Rp138,867 Miliar, Ramayana Mau Buyback Saham Rp350 Miliar
Ada pun usulan ini diberikan terkait hal apa saja yang bisa dilakukan PBB untuk membantu dan mendukung program pengurangan emisi korbon dan mengatasi dampak dari perubahan iklim. Sehingga, dapat tercipta lingkungan hidup yang lebih baik dan berketahanan.
"Izinkan saya untuk mengutarakan beberapa bantuan yang dibutuhkan oleh kota-kota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB memiliki peran yang besar untuk membantu kota-kota di dunia. Pertama-tama, PBB dapat mendorong negara-negara untuk mengakui pencapaian aksi iklim yang dilakukan pada tingkat kota dan itu perlu dihitung sebagai bagian dari National Determined Contribution (NDC) dari aksi iklim," kata Anies.
"Kedua, dalam kapasitas PBB, PBB mampu meminjamkan tangannya untuk mendorong terjadinya integrasi vertikal dan horizontal pada tingkat aksi serta kebijakan. Terakhir, dalam rangka menuju COP 26, PBB dapat pula mendukung negara-negara untuk mengembangkan arsitektur dan struktur pendanaan yang komprehensif untuk menerjemahkan manfaat-manfaat yang diperoleh pemerintah nasional pada forum global untuk dieksekusi pada level lokal," lanjutnya.