Kasus COVID-19 DKI Meningkat 2 Pekan Terakhir, Anak Buah Anies Khawatir
JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengaku tren kasus COVID-19 di Jakarta pada bulan Maret sempat menurun. Namun, selama dua pekan terakhir, pertambahan kasus baru kembali meningkat.
"Kita sudah turun drastis, tetapi seminggu dua minggu terakhir, kasus harian kita mulai terjadi peningkatan. Harian kita sudah mulai meningkat 200 atau 200 lebih, bergerak terus," kata Widyastuti dalam diskusi virtual, Jumat, 16 April.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan kasus harian di Ibu Kota kembali tinggi. Widyastuti mengatakan, angka tes COVID-19 dengan metode PCR masih tinggi, yakni di atas 68 ribu dalam satu minggu.
Kemudian, tes melalui rapid antigen kita bisa mencapai 3 ribu per hari. Jika dalam tes rapid antigen ditemukan hasil positif, maka yang bersangkutan mesti mengulangi dengan tes PCR.
Dengan banyaknya warga yang mengikuti tes menggunakan rapit antigen dan memiliki hasil negatif, Widyastuti khawatir hal itu akan membuat warga tersebut meremehkan penerapan protokol kesehatan.
"Kami khawatir warga kita begitu dites rapid antigen negatif, terus merasa tenang. Itu yang kita sedikit khawatir," ujar Widyastuti.
"Kita pesankan jangan terlena dengan pemeriksaan rapid antigen. Jangan terlena begitu dites hasilnya negatif, terus merasa sehat," lanjut dia.
Baca juga:
- Jokowi Larang Mudik: Kita Rindu Sanak Saudara, Tapi Mari Utamakan Keselamatan Bersama
- Update COVID-19 per 16 April: Kasus Baru 5.353, Akumulasi 1.594.722 Kasus
- Viral Perawat RS Siloam Palembang Dianiaya Keluarga Pasien, Rambut Dijambak
- Dipantau Virtual Police, Konten Ujaran Kebencian dan SARA Paling Banyak di Twitter
Tercatat sebanyak 11.191 orang menjalani tes PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 979 positif dan 10.212 negatif. Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 397.088 kasus.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 383.655 dengan tingkat kesembuhan 96,6 persen, dan total 6.513 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7 persen.