Memori Hari Ini, 10 Januari 2018: Menkes Tegaskan Khasiat Air Kencing Unta Belum Dapat Dibuktikan

JAKARTA – Memori hari ini, tujuh tahun yang lalu, 10 Januari 2018, Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Farid Moeloek menegaskan bahwa manfaat dari air kencing unta belum dapat dibuktikan. Nila mengungkap urine unta tak bisa pula langsung minum karena ada bakteri-bakteri di dalamnya.

Sebelumnya, jagat media sosial ramai dengan polemik urine unta. Muaranya adalah Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bachtiar Nasir mengungkap air kencing unta banyak manfaat. Urine itu bisa jadi obat berbagai penyakit.

Penggunaan air kencing unta sebagai pengobatan alternatif di Arab Saudi bukan barang baru. Penggemarnya bejibun sampai jadi aksi wisata populer. Air kecing unta dipercaya ampuh mengobati ragam penyakit, termasuk kanker. Namun, penggunaannya tak bisa langsung minum.

Urine itu harus dikombinasikan dengan susu unta. Warga lokal menganggap mereka yang datang ke Arab Saudi belum maksimal kalau belum mencoba minum urine unta. Topik air kencing unta pun jadi viral di Indonesia berkat Ketua GNPF MUI, Bachtiar Nasir.

Ulama kondang itu mengunggah momentum ia mencicipi air kencing unta yang dikombinasikan dengan susu Unta di media sosial Instagram @bachtiarnasir. Ia menegaskan bahwa urine unta banyak manfaat. Urine unta dapat mengobati ragam penyakit, utamanya kanker.

Ia menegaskan bahwa ada hadis-hadis yang mengatakan urine unta halal diminum. Ia pun menyarankan urin dan susu unta diminum kala sakit. Bachtiar juga mengajak mereka yang mau umroh untuk datang dan mencicipi khasiat dari urine dan susu unta.

Kondisi itu memancing kecaman. Banyak yang mengungkap bahwa urine unta tak punya khasiat. Tiada bukti urine unta mengobati ragam penyakit. Ada pula yang menyebutkan datang ke Arab Saudi untuk mencicipi urine unta adalah tindakan sia-sia. Orang-orang lebih memilih mengambil manfaat dari air zam-zam ketimbang urine unta.

“Membuktikan itu. Jadi bukan cuma menyembuhkan dari sel-sel kanker tapi juga menyehatkan sel yang tidak terserang. Mengandung zat obat di situ. Kalau dibilang halal, ya halal dalam pengertian untuk pengobatan,” ujar Bachtiar Nasir sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia, 5 Januari 2018.

Perdebatan terkait khasiat urine unta muncul di mana-mana. Kelompok pro dan kontra bermunculan. Masing-masing punya argumentasinya. Keramaian itu sampai ke telingga dari Menkes, Nila Farid Moeloek pada 10 Januari 2018.

Nila memberikan pandangannya terkait urine unta. Ia mengatakan agar masyarakat berhati-hati dengan urine unta karena khasiatnya belum bisa dibuktikan. Urine unta dianggapnya penuh resiko. Apalagi, jika diminum langsung.

Produksi susu unta di Arab Saudi. (ANTARA)

Nila pun mengimbau supaya masyarakat berhati-hati dengan perilaku di luar kebiasaan macam minum urine unta. Pun tak semua konten di media sosial langsung diadopsi dan jadi jadi gaya hidup.

“Mungkin bisa, tapi memang perlu kita teliti betul ada apa di dalam urine ini. Mungkin tidak semua bisa di ambil, mungkin ada beberapa zat yang bisa digunakan untuk apa. Tapi kalau langsung diminum, saya kira tidak, di dalamnya ada bakteri-bakteri. Saya kira secara ilmiah itu perlu diteliti dulu,” tutur Nila usai kegiatan Jumpa Pers Awal Tahun Capaian Program Kesehatan 2017 RI di Kantor Kemenkes dikutip laman Kemenkes, 10 Januari 2018.