Rusia Disebut Serang Ukraina dengan 51.000 Bom Berpemandu Sejak Invasi

JAKARTA - Rusia disebut telah meluncurkan lebih dari 51.000 bom udara berpemandu terhadap Ukraina sejak dimulainya invasi besar-besaran hampir tiga tahun lalu.

Bom berpemandu sangat merusak dan sangat sulit dicegat. Senjata yang diluncurkan dari udara adalah senjata konvensional, seringkali merupakan persenjataan era Soviet yang dilengkapi dengan sayap dan navigasi bantuan satelit untuk memperluas jangkauan dan presisinya.

Rudal ini lebih murah dibandingkan rudal balistik dan jelajah yang juga sering ditembakkan Rusia ke Ukraina, dan jumlahnya lebih banyak.

Kekuatan destruktif ini dapat menghancurkan bahkan dengan posisi pertahanan Ukraina yang dijaga ketat.

Pada tahun 2024 Rusia menggunakan sekitar 40.000 bom berpemandu di Ukraina, kata angkatan udara Ukraina.

Daerah-daerah yang dekat dengan garis depan serta yang berbatasan dengan Rusia paling sering menjadi sasaran senjata-senjata ini, kata para pejabat Ukraina.

Pada Rabu, Rusia menembakkan dua bom serupa ke daerah permukiman di tenggara kota Zaporizhzhia, menewaskan 13 orang dan melukai 113 orang dalam serangan paling mematikan sepanjang tahun ini.

Dilansir Reuters, sehari setelahnya, serangan bom terpandu terhadap bangunan tempat tinggal di kota Kherson di bagian selatan melukai enam orang.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan cara paling efektif untuk menangkal serangan bom berpemandu adalah dengan menargetkan pesawat tempur yang membawa bom tersebut dan lapangan udara tempat bom tersebut ditempatkan.