Menlu Finlandia Sebut Keanggotaan NATO Satu-satunya Jaminan Keamanan Jangka Panjang Ukraina

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen mengatakan pada Hari Rabu, keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) adalah satu-satunya jaminan keamanan jangka panjang yang kredibel Ukraina untuk menghadapi agresi Rusia di masa depan.

Pejabat Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelensky telah meminta jaminan keamanan yang kuat dari mitra yang akan mencegah Rusia mempersenjatai diri untuk serangan baru.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih pada tanggal 20 Januari mendatang, membuka harapan akan resolusi diplomatik untuk mengakhiri invasi Moskow, namun juga menimbulkan kekhawatiran Kyiv, perdamaian yang cepat dapat mengorbankan banyak hal.

"Saya pikir dalam jangka panjang satu-satunya jaminan keamanan yang kredibel adalah Pasal 5 Perjanjian Washington, jadi pada dasarnya keanggotaan NATO," kata Menlu Valtonen kepada Reuters seperti dikutip 9 Januari, mengacu pada klausul pertahanan kolektif aliansi tersebut.

"Dan kami mendukung keanggotaan NATO Ukraina di masa mendatang dan mudah-mudahan tidak dalam waktu yang terlalu lama," tambahnya.

Para pemimpin Ukraina diketahui telah secara agresif mendorong undangan untuk bergabung dengan aliansi beranggotakan 32 negara tersebut. Namun, itu menghadapi penentangan dari anggota-anggota kunci saat perang Rusia-Ukraina hampir memasuki tahun ketiga, dengan pasukan Ukraina berjuang untuk memukul mundur kemajuan Rusia.

Sementara itu, Trump, yang mengkritik bantuan Amerika Serikat untuk Ukraina, mengatakan pada Hari Selasa, dirinya bersimpati dengan posisi Rusia bahwa Ukraina tidak boleh menjadi bagian dari NATO. Para pembantu dan sekutunya melihat keanggotaan Ukraina sebagai provokasi yang tidak perlu terhadap Moskow.

Ia juga menyalahkan Presiden Demokrat yang akan lengser, Joe Biden, karena diduga mengubah posisi AS mengenai keanggotaan NATO untuk Ukraina.

Menlu Valtonen, yang berada di Kyiv beberapa hari setelah Finlandia memangku jabatan ketua Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa, mengatakan pemerintahan Trump tidak serta merta akan mengakhiri ambisi NATO Ukraina.

"Tiga tahun lalu tidak ada yang mengira Finlandia akan bergabung dengan NATO, atau Swedia dalam hal ini," katanya.

"Jadi di sinilah kita, kita tidak pernah tahu," tandasnya.

Diketahui, Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 830 mil (1.336 km) dengan Rusia, bergabung dengan aliansi tersebut pada tahun 2023 setelah invasi besar-besaran Kremlin ke negara tetangganya yang lebih kecil. Sementara Swedia bergabung awal tahun ini.