Sudah Jatuh Tertimpa Tangga: KFC Masih Rugi Rp298 Miliar, Didemo Pegawai pula
JAKARTA - Perusahaan restoran cepat saji KFC Indonesia yang dikelola PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) tengah viral karena pada awal pekan ini para buruh yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) SBT Fast Food Indonesia menggelar aksi demonstrasi di depan kantor pusat KFC yakni di Gelael, MT Haryono, Jakarta.
Demonstrasi yang digelar pada Senin 12 April oleh para pegawainya itu mendesak agar manajemen Fast Food mengeluarkan kebijakan pembayaran upah sebagaimana mestinya. Pegawai juga menuntut Fast Food agar mengembalikan upah yang selama ini ditahan oleh perusahaan.
Sampai saat ini, Fast Food Indonesia belum merilis kinerja per Desember 2020. Namun berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2020, perseroan membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp298,33 miliar.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan posisi keuntungan sebesar Rp175,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kerugian tersebut memang disebabkan oleh koreksi pendapatan sebesar 28,47 persen secara tahunan menjadi hanya Rp3,59 triliun.
Pendapatan terbesar Fast Food Indonesia masih dicatatkan oleh penjualan makanan dan minuman kepada pihak ketiga yang berkontribusi sebesar Rp3,54 triliun, diikuti dengan penjualan konsinyasi CD sebesar Rp41,5 miliar hingga akhir kuartal ketiga 2020.
Baca juga:
- Melihat Alasan Mengapa Orang Jepang Gemar Makan KFC untuk Rayakan Natal
- Perempuan Curi Handphone di Meja Makan KFC Talasalapang Makassar, Videonya Disebar
- Hoaks KFC Bagi 3000 Snack dan Voucher Rayakan Ulang Tahun
- Viral Didemo Pegawai, Pemilik KFC adalah Konglomerat Anthony Salim dan Keluarga Pembalap Sean Gelael
Berdasarkan segmen geografisnya, pendapatan perseroan paling banyak berasal dari restaurant support center (RSC) Jakarta yang berkontribusi sebesar Rp1,28 triliun, diikuti oleh RSC lainnya senilai Rp1,11 triliun, dan RSC Makassar sebesar Rp417,35 miliar.
Direktur Fast Food Indonesia Justinus Dalimin Juwono saat paparan publik virtual pada 10 Desember 2020 lalu mengatakan, kerugian yang diderita oleh perseroan hingga sembilan bulan pertama tahun ini kemungkinan akan berlanjut hingga akhir 2020.
Namun ia yakin, pemulihan akan mulai terjadi pada awal tahun 2021. Pihaknya pun saat itu menyatakan, akan melakukan pembukaan gerai baru brand store sebanyak 25 gerai, dengan proyeksi penjualan sebanyak Rp7 triliun.
Di sisi lain, perseroan juga banyak menonaktifkan gerai yang berada di gedung pusat perbelanjaan dan properti lainnya karena kebijakan pengelola gedung tempat gerai berada.