Setelah Diakuisisi Konglomerat Chairul Tanjung, Bank Harda Langsung Cetak Laba Rp37 Miliar

JAKARTA - PT Bank Harda Internasional Tbk akhirnya bisa mencatatkan laba di tahun 2020. Di dua tahun sebelumnya, bank berkode saham BBHI ini selalu mencatatkan rugi.

Dikutip dari laporan keuangan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis 15 April, bank yang saat ini dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung ini mencetak laba Rp37 miliar. Dua tahun sebelumnya, Bank Harda rugi Rp37 miliar pada 2019, dan Rp123 miliar pada 2018.

Bank Harda mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih, dari Rp86 miliar menjadi hanya Rp43 miliar. Namun, perseroan mendapat tambahan dari pengembalian biaya pencadangan menjadi pendapatan pada tahun lalu senilai Rp83 miliar.

Sementara kredit Bank Harda tercatat Rp1,27 triliun, anjlok 23,5 persen dari Rp1,66 triliun. Dana pihak ketiga (DPK)pun tercatat senilai Rp1,46 triliun, turun 25,8 persen dari Rp1,97 triliun.

Manajemen Bank Harda memandang, prospek ekonomi baik global maupun domestik akan lebih baik pada 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, didukung oleh langkah-langkah pengendalian pandemi serta rencana distribusi vaksin. Sejalan dengan pemulihan global, perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih dan tumbuh dikisaran 4,5 persen hingga 5.5 persen pada 2021.

Namun demikian, masih ada risiko dan tantangan pada tahun ini yang perlu diwaspadai, terutama disebabkan oleh masih tingginya penambahan kasus infeksi virus pada awal tahun.

Tingginya risiko ketidakpastian tersebut mendorong perbankan untuk memprioritaskan kualitas aset dan terus memperkuat permodalan. Pembatasan mobilitas yang terjadi akibat pandemi COVID-19, dapat menjadi momentum yang tepat untuk mempercepat transformasi layanan perbankan menuju digitalisasi.

"Kami berkeyakinan untuk mendapatkan peluang baru untuk bertransformasi meningkatkan layanan perbankan berbasis digital," tulis manajemen Bank Harda dalam laporan keuangan tersebut.

Sebagai informasi, Bank Harda telah resmi dimiliki oleh PT Mega Corpora, perusahaan dari sang "anak singkong" Chairul Tanjung. Perusahaan orang terkaya nomor 4 di Indonesia ini mengempit 3,08 miliar saham atau 73,71 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor Bank Harda dari PT Hakimputra Perkasa, pemilik Bank Harda sebelumnya.