Mediator Arab - AS Upayakan Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera di Gaza Segera Disepakati

JAKARTA - Mediator Arab bersama Amerika Serikat terus berupaya untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas, guna menghentikan perang yang telah berlangsung selama 14 Bulan di Jalur Gaza dan menyebabkan korban tewas lebih dari 45 ribu jiwa.

Pemerintah AS, bersama dengan mediator dari Mesir dan Qatar, telah melakukan upaya intensif dalam beberapa hari terakhir untuk memajukan pembicaraan sebelum Presiden Joe Biden meninggalkan jabatannya bulan depan.

Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan negosiasi tersebut mengatakan pada Hari Rabu, para mediator telah mempersempit kesenjangan pada sebagian besar klausul perjanjian tersebut.

Ia mengatakan, Israel telah mengajukan persyaratan yang ditolak Hamas tetapi tidak akan menjelaskannya lebih lanjut, dikutip dari Reuters 19 Desember.

Pada Hari Selasa, sumber yang dekat dengan perundingan di Kairo, Mesir mengatakan sebuah kesepakatan dapat ditandatangani dalam beberapa hari mendatang mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza, sebagai imbalan atas tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Di Yerusalem, Presiden Israel Isaac Herzog bertemu Adam Boehler, utusan khusus Presiden terpilih AS Donald Trump untuk urusan penyanderaan.

Sementara, Direktur CIA William Burns dijadwalkan berada di Doha pada Hari Rabu untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani untuk menjembatani kesenjangan yang tersisa antara Israel dan Hamas, kata sumber-sumber yang memiliki pengetahuan lainnya.

Negosiator Israel sendiri berada di Doha pada Hari Senin untuk menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas mengenai kesepakatan yang digagas Presiden Biden pada Bulan Mei.

Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, setelah militan yang dipimpin oleh Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang diculik sebagai sandera.

Itu dibalas dengan kampanye blokade, serangam udara hingga operasi darat yang digelar oleh militer Israel sebagai tanggapan di wilayah kantong Palestina itu.

Terpisah, otoritas medis Gaza mengonfirmasi pada Hari Rabu, jumlah korban tewas Palestina sejak konflik terbaru di sana pecah pada 7 Oktober 2023 telah bertambah menjadi 45.097 orang. Sementara, jumlah korban luka-luka dilaporkan mencapai 107.244 orang. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.