Israel Selidiki Tuduhan Pelanggaran oleh Komandan Pasukan di Medan Perang: Pertaruhkan Nyawa Anak Buah
JAKARTA - Israel Defense Forces (IDF) mengatakan seorang perwira senior telah ditunjuk untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran berulang oleh Komandan Brigade Parasut Kolonel Ami Biton.
Berita Channel 12 dan penyiar publik Kan melaporkan beberapa perwira cadangan senior di brigade tersebut mengajukan surat kepada mantan atasan Kolonel Biton, Mayjen Dan Goldfus yang memimpin Divisi ke-98, mengeluhkan perilakunya di tengah perang.
Surat-surat tersebut menuduh Kolonel Biton tidak terlibat dalam pertempuran, mempertaruhkan nyawa prajuritnya secara tidak perlu, memperlakukan bawahannya dengan cara yang memalukan dan menghabiskan banyak waktu bersama prajurit dan perwira wanita, dikutip dari The Times of Israel 19 Desember.
Seorang perwira cadangan menyebut Kolonel Biton sebagai "perwira terburuk di angkatan darat," dalam sebuah surat yang dikutip oleh Kan.
Menanggapi laporan tersebut, IDF mengatakan, "ini adalah klaim yang diterima beberapa bulan lalu dan telah diperiksa di masa lalu, tetapi mengingat pengulangannya, sedang diperiksa lagi sekarang."
Kepala Komando Pusat IDF Mayjen Avi Bluth telah menunjuk seorang brigadir jenderal yang tidak disebutkan namanya untuk menyelidiki klaim yang dibuat oleh para prajurit cadangan, memberinya kesimpulan sesegera mungkin, kata militer.
Baca juga:
- Rusia Jerat Tersangka Ledakan yang Tewaskan Jenderalnya dengan Pasal Berlapis, Terancam Penjara Seumur Hidup
- Rusia Tangkap Tersangka di Balik Ledakan yang Menewaskan Jenderal Kirillov, Diimingi Imbalan 100 Ribu Dolar AS
- Israel Pastikan Pasukannya Tetap Berada di Wilayah Suriah untuk Waktu yang Belum Ditentukan
- Dubes RI Direncanakan Pimpin Tim KBRI Canberra Bawa Bantuan ke Vanuatu
IDF menambahkan, Kolonel Biton "pada tahun lalu memimpin Brigade Pasukan Terjun Payung sepanjang perang dengan pencapaian signifikan di semua lini."
Selama awal perang, orang tua pasukan di brigade tersebut mengeluh bahwa Biton tidak mengizinkan para prajurit keluar dari Jalur Gaza untuk cuti singkat guna bertemu keluarga mereka selama sekitar tiga bulan berturut-turut.
Sementara, setiap brigade lainnya memiliki setidaknya satu waktu istirahat pendek selama waktu tersebut.