Nilai Turki akan Memegang Kunci di Suriah, Trump: Erdogan Sangat Dekat dengan Saya

JAKARTA - Turki akan memegang kunci di Suriah usai tumbangnya Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad oleh pemberontak yang didukung Ankara, kata Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, memuji pemimpin negara itu, Recep Tayyip Erdogan.

Kelompok pemberontak Suriah melancarkan serangan ke berbagai wilayah di negara itu sejak akhir November, dengan puncaknya kelompok yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menguasai ibu kota Damaskus dan tumbangnya Presiden Assad, mengakhiri lima dekade kekuasaan keluarganya.

Dalam pernyataan pertamanya tentang bagaimana ia memandang peran Turki di Suriah pascakonflik, Trump memuji apa yang ia gambarkan sebagai "kekuatan militer utama" Turki yang menurutnya "belum lelah karena perang."

Dengan mendukung para pemberontak, "Turki melakukan pengambilalihan yang tidak bersahabat tanpa banyak nyawa melayang," ujar Trump dalam konferensi pers di kediamannya di Palm Beach, Florida, melansir Reuters 17 Desember.

"Saat ini, Suriah memiliki banyak, Anda tahu, ada banyak ketidakpastian. Saya rasa Turki akan memegang kunci Suriah," kata Trump.

Turki, yang menguasai sebagian besar wilayah di Suriah utara setelah beberapa serangan lintas batas terhadap milisi YPG Kurdi Suriah, merupakan pendukung utama kelompok oposisi yang bertujuan untuk menggulingkan Presiden Assad, yang didukung oleh Iran dan Rusia, sejak pecahnya perang saudara pada tahun 2011.

Sejak Assad digulingkan, Washington dan Ankara telah mengadakan pembicaraan untuk melawan kebangkitan militan ISIS di Suriah. Washington telah menempatkan sekitar 900 tentara di Suriah timur sebagai pertahanan terhadap militan.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukannya dengan pasukan tersebut, Trump tidak menjelaskan secara rinci, sebaliknya menunjuk pada kekuatan militer Turki dan menyoroti hubungannya dengan Presiden Erdogan.

"Erdogan adalah seseorang yang sangat dekat dengan saya. Dia telah membangun pasukan yang sangat kuat dan tangguh," puji politisi Partai Republik itu.

"Mereka menginginkannya selama ribuan tahun, dan dia mendapatkannya, dan orang-orang yang masuk ke sana dikendalikan oleh Turki, dan itu tidak masalah," tambah Trump, menyinggung masa lalu Turki di bawah kekuasaan Ottoman, yang mencakup kendali atas Suriah modern.