Terpuruk dalam Kesedihan Berdampak pada Kondisi Fisik, Kenali Caranya Mengatasi
YOGYAKARTA – Kesedihan yang mendalam, biasanya dirasakan atas respons dari pengalaman tertentu. Seperti kehilangan, kerinduan, kekecewaan, hingga kegagalan. Kondisi mental ini, tak banyak disadari berdampak pada kondisi fisik. Ketika kehilangan orang yang dicintai, orang akan terputus dari dunia sekitarnya dan mengganggu kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari. Makna hidupnya perlahan hilang sehingga perubahan gaya hidup banyak berubah dan membingungkan.
Bagaimana bisa terpuruk dalam kesedihan berdampak pada kondisi fisik? Saat terpuruk, orang jadi tidak adaptif. Mereka mengonsumsi makanan tidak sehat, tidur terganggu, menarik diri dari kegiatan sosial, hingga tidak aktif secara fisik atau mental. Pada akhirnya menyebabkan seseorang terasing dan berdampak pada kesehatan kardiovaskular serta pencernaan. Hal ini memicu berbagai gejala fisik, termasuk jantung berdebar-debar, sesak napas, pusing, mual, dan merasa pening.
Saat sedih, hormon kortisol meningkat, ini berkaitan dengan peradangan, peningkatan tekanan darah, dan ketidakseimbangan gula darah. Kesedihan juga membuat seseorang rentan terhadap penyakit serta menyebabkan masalah kronis karena sistem kekebalan tubuh lemah. Melansir Psuchology Today, Jumat, 13 Desember, kesedihan memengaruhi banyak aspek dalam hidup seseorang. Seperti kebiasaan makan yang tidak dipertimbangkan sehingga menyebabkan masalah pencernaan. Misalnya diare, sembelit, atau perut mual-mual. Kesedihan berkepanjangan juga menyebabkan perubahan pada usus terkait perkembangan gejala peradangan dan tantangan kesehatan mental lainnya.
Terpuruk dalam kesedihan juga mengganggu pola tidur. Kalau berkepanjangan dan tak segera diatasi, menyebabkan sifat mudah tersinggung, agresi, dan berdampak negatif pada hubungan baik hubungan cinta hingga hubungan sosial. Kurang tidur juga menurunkan wawasan seseorang dalam mengatur emosi.
Ketika diselimuti kedukaan juga membuat tubuh beralih mode bertahan hidup dengan reaksi lari-melawan-atau-membeku terhadap lingkungan. Jika memiliki riwayat trauma, seseorang berjuang untuk membuat keputusan rasional dan sulit berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan besar dalam kondisi mental dan fisik ini dapat mendorong otak bekerja lebih keras untuk beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini dapat mengurangi fungsi sistem imun sehingga lebih rentan terinfeksi virus dan penyakit yang sudah sembuh bisa kambuh.
Baca juga:
Cara mengatasi menurunnya kondisi fisik saat merasakan kesedihan, yaitu dengan mendukung sistem imun bekerja dengan baik. Saran psikoterapis Duygu Balan, LPCC., pertama penting untuk melatih perhatian penuh. Lalu fokus pada masa kini, ini bisa dilatih dengan meditasi, yang memungkinkan ketenangan sistem saraf sehingga stres terkelola dengan baik. Ketiga, peluk orang-orang terdekat, minta dukungan dan agar tidak merasa sendirian.
Saran Balan selanjutnya untuk mengatasi keterpurukan dalam kesedihan agar tidak berdampak pada kondisi fisik, makan makanan sehat. Pilih makanan yang Anda sukai dan terbuat dari bahan-bahan sehat serta berkualitas. Jangan lupa untuk cukup minum air mineral supaya tidak dehidrasi. Kelima, jaga pola tidur yang berkualitas dan konsisten setiap malam dan terakhir lakukan aktivitas fisik secara teratur untuk mendukung kesejahteraan psikologis secara keseluruhan.