Bahaya Karang Gigi, Dokter Ungkap Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
JAKARTA - Karang gigi yang didiamkan saja tanpa dibersihkan secara berkala bisa berdampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut. Hal itu dikatakan Dokter Gigi dari Klinik Utama Kedokteran Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Serpong, Tangerang Selatan, Frida Yunisca.
"Apakah bapak ibu pernah mengalami gejala seperti ini? Gigi tampak kuning, cokelat, atau bahkan hitam di bagian depan? Saat sikat gigi mudah berdarah atau mulut terasa bau, meski sudah sikat gigi beberapa kali? Jangan-jangan, itu adalah tanda adanya karang gigi," kata Frida seperti dikutip Antara.
Frida menekankan pentingnya menyadari gejala-gejala tersebut kerap diabaikan hingga kondisi menjadi lebih serius. Ia menjelaskan karang gigi terbentuk dari plak yang tidak dibersihkan secara menyeluruh. Plak merupakan lapisan lunak yang menjadi tempat bakteri berkembang biak.
Jika tidak segera diatasi, lanjutnya, maka plak akan mengeras akibat mineralisasi dari kalsium dan fosfat, yang pada akhirnya membentuk karang gigi.
"Plak itu masih bisa dibersihkan dengan sikat gigi. Namun, jika sudah menjadi karang gigi, harus dilakukan scaling dengan alat khusus," ucapnya.
Frida memaparkan karang gigi terbagi menjadi dua jenis yaitu supragingiva dan subgingiva. Supragingiva berada di atas garis gusi dengan warna putih kekuningan atau cokelat, tergantung tingkat keparahan.
Sementara itu, subgingiva terletak di bawah garis gusi dengan warna cokelat hingga hijau kehitaman. Jenis kedua ini biasanya lebih sulit diatasi karena letaknya yang tersembunyi.
"Karang gigi, terutama yang berada dekat dengan gusi, dapat menyebabkan gingivitis atau peradangan gusi. Gusi menjadi merah, bengkak, dan mudah berdarah. Jika dibiarkan, ini bisa berkembang menjadi periodontitis yang merusak jaringan pendukung gigi, bahkan menyebabkan gigi goyang," ujarnya.
Baca juga:
Oleh karena itu Frida menyarankan berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk dapat mencegah pembentukan karang gigi, seperti menyikat gigi sebanyak dua hingga tiga kali sehari pada pagi dan malam hari sebelum tidur, serta menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau.
Di samping itu ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengganti sikat gigi setiap dua hingga tiga bulan agar kebersihannya tetap optimal.
Frida juga menyarankan kepada masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan manis dan berkarbohidrat tinggi, serta melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan.
"Kalau sudah ada karang gigi, segera lakukan scaling. Jangan tunggu sampai kondisinya memburuk, karena ini bisa memengaruhi kesehatan gigi dan gusi secara keseluruhan," tutur Frida Yunisca.