Kamboja Blokir Platform Perdagangan Crypto Global Termasuk Binance, Coinbase, dan OKX
JAKARTA – Pemerintah Kamboja baru-baru ini memblokir 16 situs bursa kripto besar, termasuk Binance, Coinbase, dan OKX. Kabarnya pemblokiran ini sebagai upaya untuk mengatur pasar kripto yang berkembang pesat namun masih minim regulasi. Namun, meskipun situs-situs tersebut tidak dapat diakses melalui jaringan internet lokal, aplikasi seluler dari platform-platform tersebut masih dapat digunakan.
Pemerintah Kamboja menerapkan pemblokiran ini setelah adanya laporan dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) yang mengungkap bahwa kelompok kriminal di Kamboja memanfaatkan kripto untuk aktivitas ilegal, termasuk pencucian uang dan transaksi di dark web.
Selain itu, laporan dari Chainalysis mencatat transaksi senilai lebih dari 49 miliar dolar AS (sekitar Rp774 triliun) yang terhubung dengan Huione Guarantee, bagian dari kelompok Huione Group asal Kamboja, yang semakin memperburuk citra negara tersebut dalam hal kejahatan siber.
Pada 20 November 2024, Otoritas Telekomunikasi Kamboja (TRC) mengeluarkan perintah untuk memblokir 102 situs, banyak di antaranya terkait dengan judi online. Namun, masuknya bursa kripto besar seperti Binance mengejutkan banyak pihak, terutama karena Binance sebelumnya telah menjalin kemitraan dengan regulator Kamboja untuk membantu negara tersebut dalam menyusun regulasi kripto.
Hingga saat ini, hanya dua perusahaan yang diizinkan untuk beroperasi dalam industri aset digital di bawah program “FinTech Regulatory Sandbox” Kamboja, namun mereka tidak mengonversi aset digital menjadi mata uang lokal atau asing.
Meskipun adanya pembatasan ini, Kamboja tetap menjadi salah satu negara dengan tingkat penggunaan kripto per kapita tertinggi di dunia, dengan transaksi melalui bursa terpusat (CEX) mencakup 70% dari total transaksi kripto di negara tersebut.