JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari bursa kripto terbesar di Amerika Serikat, Coinbase. Exchanger kripto tersebut mengajukan permohonan kepada pengadilan agar Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengungkapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan terkait aset digital. Permohonan ini menjadi langkah terbaru dalam perseteruan hukum antara Coinbase dan SEC mengenai regulasi kripto.
Dalam dokumennya, Coinbase meminta pengadilan untuk memerintahkan SEC mencari dan memproduksi dokumen yang mencerminkan komunikasi antara regulator dengan penerbit kripto. Perusahaan tersebut juga mengkritik SEC karena dinilai kurang transparan dalam mencatat dokumen-dokumen yang ditahan.
Paul Grewal, Kepala Bagian Hukum Coinbase, menilai bahwa kewajiban SEC untuk mencatat dokumen yang relevan setelah ditinjau adalah tugas yang tidak berat dan seharusnya tidak dikecualikan.
BACA JUGA:
Grewal mengungkapkan, “Coinbase berkomitmen untuk bekerja dengan itikad baik dalam menyetujui protokol pencarian yang wajar. Namun, beban tambahan dari pencatatan dokumen relevan yang ditahan setelah ditinjau adalah minimal dan sebagian besar otomatis. SEC tidak seharusnya dikecualikan dari tanggung jawab ini.”
Kasus ini berawal dari gugatan SEC terhadap Coinbase pada Juni 2023, yang menuduh perusahaan tersebut melanggar undang-undang sekuritas dengan menjual sekuritas yang tidak terdaftar dan mengoperasikan bursa serta agen broker yang tidak terdaftar.
Menanggapi gugatan tersebut, Coinbase melawan dengan menggugat SEC serta Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). Dalam gugatan balasan ini, Coinbase menuduh kedua regulator bertindak di luar kewenangan mereka, mencoba "membinasakan" industri kripto, dan menghindari permintaan informasi berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Informasi (FOIA).