Gangguan Mental Picu Remaja Berani Nekat dan Bertindak Ekstrem

JAKARTA - Remaja yang berani nekat rupanya turut dipengaruhi oleh gangguan mental. Hal itu dikatakan oleh Psikolog klinis A. Kasandra Putranto, mengingat baru-baru ini ramai kasus remaja di Jakarta Selatan yang tega membunuh ayah dan neneknya sendiri. 

Menurut Kasandra, beberapa faktor yang dapat memicu remaja melakukan tindakan ekstrem saat menghadapi masalah, salah satunya gangguan kesehatan mental.

"Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ses-eorang, terutama remaja, melakukan tindakan ekstrem seperti itu, meliputi gangguan kesehatan mental, masalah dalam keluarga, dan tekanan sosial," kata Kasandra seperti dikutip Antara.

Ia menjelaskan sejumlah gangguan mental emosional, gangguan kepribadian, dan gangguan jiwa dapat memicu perilaku agresif, membuat individu sulit mengendalikan dorongan untuk melakukan tindakan ekstrem dalam situasi tertentu.

Menurut dia, lingkungan keluarga dan pengasuhan yang tidak sehat juga bisa memicu individu melakukan tindakan ekstrem dalam situasi tertentu.

"Kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual juga menjadi salah satu faktor penyebabnya," katanya.

Ia mengemukakan, anak-anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang penuh kekerasan atau kecemasan bisa mengalami kesulitan dalam mengelola emosi dan berisiko menunjukkan perilaku agresif, termasuk terhadap orang dekat mereka seperti orang tua atau saudara.

"Anak-anak yang mengalami kekerasan atau trauma di masa kecil lebih cenderung mengembangkan gangguan perilaku, depresi, atau bahkan gangguan kepribadian, yang bisa berujung pada tindakan kekerasan di kemudian hari," kata dia.

Kasandra mengemukakan remaja seringkali terjebak dalam konflik internal besar seperti pencarian identitas, tekanan teman sebaya, atau masalah akademis.

Stres yang tidak terkelola dengan baik disertai dengan kurangnya keterampilan mengatasi masalah, ia mengatakan, bisa mendorong remaja untuk melepaskan emosi dengan cara yang destruktif, termasuk melakukan kekerasan.

Menurut dia, paparan yang berlebihan terhadap konten kekerasan dalam media hiburan seperti video game dan film juga dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan tindakan impulsif dan meningkatkan kemungkinan mereka terlibat dalam perilaku kekerasan.

Kasandra mengatakan bahwa media bukan satu-satunya faktor penyebab. Kombinasi faktor internal seperti gangguan kesehatan mental dan faktor eksternal seperti pengaruh media dapat memperburuk kecenderungan kekerasan pada remaja.