YOGYAKARTA – Suasana hati yang berubah-ubah, berkaitan dengan kesehatan mental seseorang. Sehari bisa merasa bahagia, tetapi keesokan harinya, dipenuhi frustrasi. Apakah ini normal? Menurut psikolog berlisensi Seth J. Gillihan, Ph.D., ada alasan kenapa suasana hati seperti roller coaster, dari baik meluncur sehingga merasa cemas, marah, mudah tersulut emosi. Berikut alasan kenapa suasana hati berubah-ubah.
1. Suasana hati didorong pemicu yang berbeda-beda
Kalau kemarin Anda bertemu dengan orang-orang bersemangat, sehingga Anda juga penuh semangat dalam menyelesaikan tugas sedangkan hari ini lebih sering tersulut emosi karena bangun kesiangan, tentu akan menyebabkan suasana hati berbeda juga. Tulis Gillihan dilansir Psychology Today, Jumat, 29 November, kita tidak selalu menyadari dampak dari hal-hal yang kita alami terhadap suasana hati. Sehingga kita enggak punya kontrol atas kesejahteraan emosional kita sendiri. Ini tentu membuat kita lebih sulit, karena suasana hati berubah-ubah. Untuk itu, kita perlu menyadari sehingga bisa tetap mengontrol perubahan kondisi terkait suasana hati kita sendiri.
2. Hormon dan neurotransmitter yang bervariasi
Manusia memiliki aspek yang sangat kompleks terkait kondisi biologis, khususnya berkaitan dengan hormon dan neurotransmitter. Pola hormon yang terkenal, seperti siklus menstruasi bulanan dan fluktiasi harian (sirkadian) dapat secara signifikan memengaruhi suasana hati.
Pelepasan hormon stres, seperti kortisol, memengaruhi berbagai hal. Seperti gula darah, peradangan, energi, mudah tersulut emosi, dan perasaan yang sensitif. Sistem endokrin juga mengatur berbagai macam proses dalam tubuh dan otak kita. Jadi kalau merasa suasana hati seperti roller coaster, artinya kita tidak tahu secara spesifik apa yang terjadi dengan sistem endokrin dan saraf dalam tubuh. Hanya saja kita merasakan efeknya pada perubahan suasana hati yang tanpa kita sadari betul penyebabnya.
3. Kualitas tidur dan kuantitas tidur
Tidur nyenyak memiliki efek positif pada setiap aspek pengalaman, mulai dari pengalaman sehari-hari hingga suasana hati. Kalau Anda mendapatkan kualitas tidur yang buruk dan tidur hanya beberapa jam saja, mungkin akan memicu lonjakan kecemasan, penurunan suasana hati, dan merasakan hari yang berat.
4. Pola makan
Manusia adalah makhluk yang terintegrasi, artinya fisiologi memengaruhi psikologi. Misalnya, saat Anda makan banyak makanan mengandung gula tambahan, suasana hati mungkin akan berantakan. Belum lagi kalau banyak minum minuman mengandung kafein. Menurut penelitian, aspek-aspek tertentu dari pola makan dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang akut.
BACA JUGA:
5. Perspektif mental
Pola pikir kita dapat berubah dari hari ke hari. Bisa jadi kemarin kita merasa optimis, tetapi hari ini dipayungi keraguan. Menurut Gillihan, perubahan sederhana dalam perspektif dapat berdampak besar pada ketenangan kita, baik atau buruk.
6. Menerima atau menolak realitas
Selain kondisi fisiologis dan perspektif, pola pikir serta sikap dasar kita terhadap kehidupan juga memengaruhi suasana hati. Apakah Anda menerima atau menolak realitas, ini penting dipahami. Bahwa ada hal-hal di luar kontrol dan ada yang bisa atur sesuai keinginan. Jadi alih-alih melawan apa yang tak bisa dikontrol, lebih baik menerima realitas untuk mengatur suasana hati lebih baik.
7. Manusia bukan mesin
Alasan ketujuh kenapa suasana hati berubah-ubah, menggambarkan bahwa manusia bukan mesin yang bisa melakukan aktivitas repetitif dengan perasaan yang sama. Wajar jika kadang kita bosan atau butuh pengalaman baru. Normal juga jika merasa kecewa atau marah ketika hasil tak sesuai harapan. Tetapi daripada menghakimi atau mengabaikan diri saat membutuhkan welas asih, lebih baik berkomitmen untuk menyelaraskan diri dengan apapun yang terjadi.