Rusia akan Uji Coba Balon Udara dengan Sistem Komunikasi untuk Tingkatkan Jangkauan Drone di Medan Perang
JAKARTA - Spesialis Rusia akan menguji balon udara yang membawa sistem komunikasi untuk kendaraan udara tak berawak yang mampu meningkatkan jangkauan drone FPV (First Person View) hingga 40 km di zona operasi khusus, kata seorang teknisi.
"Balon tersebut terbuat dari polietilena bertekanan rendah dan dilengkapi dengan kamera video. Pengujian dijadwalkan untuk dua bulan ke depan dan akan berlangsung di area belakang operasi khusus bekerja sama dengan sekolah operator drone Archangel," kata teknisi produk yang memperkenalkan dirinya kepada TASS dengan panggilan Cat Behemoth, seperti dikutip 27 November.
"Balon tersebut rencananya akan digunakan untuk mendistribusikan sinyal dari repeater sehingga operator drone dapat melihat lebih jauh dan kendaraan dapat terbang lebih jauh," lanjutnya.
"Secara teoritis, balon tersebut mampu meningkatkan jangkauan operasi drone hingga 70 kilometer, tetapi secara praktis jaraknya harus mencapai 40 kilometer, karena prajurit kami tidak perlu terbang lebih jauh," urai teknisi tersebut.
Di masa mendatang, balon tersebut direncanakan akan beroperasi dari area belakang operasi militer khusus.
"Balon tersebut rencananya akan digunakan dari area belakang operasi khusus: balon tersebut akan mendistribusikan sinyal di luar garis nol. Material balon tersebut tidak terlihat oleh radar. Bentuknya yang bulat merupakan fitur lain yang membuat balon tersebut sulit dideteksi," kata spesialis tersebut.
Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu menjadi ajang uji coba teknologi perang drone, dan kedua belah pihak menggunakan drone serang dan pengintaian secara ekstensif di medan perang, dikutip dari Reuters.
Baca juga:
- Kepala Staf Angkatan Bersenjata Ungkap Iran Siapkan Respons di Luar Imajinasi Israel
- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Sebut Kelaparan Dijadikan Senjata di Gaza
- Komisi Penyelidik Independen Nilai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Gagal Melindungi Warga Israel
- Menhan Israel Katz Tegaskan Tidak Ada Toleransi untuk Setiap Pelanggaran Gencatan Senjata
Belakangan, kedua belah pihak mengembangkan drone dengan kemampuan kecerdasan buatan (AI) di medan perang, seiring dengan peluncuran sistem sistem Electronic Warfare (EW) yang mengganggu sinyal antara pilot dan drone oleh Rusia maupun Ukraina.