Koordinator Tebus Sembako Murah Sebut Pelaku Penipuan dari Seorang yang Mengaku Anggota Partai

JAKARTA - Kasus penipuan dengan modus tebus murah sembako merugikan puluhan warga Sawah Besar Jakarta Pusat. Warga diiming-imingi sembako murah dari pelaku yang mengaku dari salah satu partai.

"Katanya ada bosnya langsung, iya orang partai bilangnya," ujar Watini, yang menjadi koordinator tebus murah sembako di lingkungannya, Sawah Besar, Selasa, 26 November.

Namun ketika Watini berusaha kroscek kembali tebus murah sembako, nomor agen sembako sudah tak aktif.

"Tidak bisa, nomornya juga sudah tidak aktif," ucapnya.

Dalam kasus ini, Watini mengaku sebagai koordinator bagi warga yang ingin tebus sembako murah di lingkungannya. Atas adanya penipuan ini, Watini pun justru ketiban pulung.

"Saya dikejar-kejar warga, mereka tahunya saya. Mereka mau sembako ada, atau uang mereka balik. Warga mikir uangnya ada di saya, mereka tidak tahu kalau saya juga korban. Sedih pak, bener. Tidak bisa makan sampai seminggu," katanya.

Selain mendapat cacian dari masyarakat, Watini juga mendapatkan sumpah serapah dari para warga lainnya.

"Mereka sampai nyumpahi saya, ada yang bilang saya musti dipenjara. Terserah, saya pasang badan tidak apa-apa, saya ikhlas, bener," ujarnya.

Watini mengaku dirinya tidak memiliki pekerjaan apapun, sementara suaminya juga seorang pekerja serabutan.

"Saya diteror warga mulu," ucapnya.

Watini yang merupakan koordinator sembako tebus murah itu mengatakan jika dirinya bukanlah koordinator tunggal. Ada lagi koordinator sembako tebus murah lainnya yang juga ikut dirugikan atas perbuatan pelaku berinisial R.

Bahkan tiap koordinator lainnya telah menyetorkan uang sembako tebus murah kepada pelaku mulai dari Rp 20 sampai Rp 100 juta.

Watini dan para korban berharap Polres Metro Jakarta Pusat segera menangkap pelaku.

Sebelumnya diberitakan, korban penipuan paket sembako murah yang terjadi di kawasan Sawah Besar semakin banyak.

Kali ini, beberapa korban lainnya kembali melaporkan kejadian penipuan itu ke Polres Metro Jakarta Pusat pada Senin, 25 November.