Rupiah Diprediksi Melemah Imbas Berkurangnya Ekspetasi Penurunan Suku Bunga AS
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 26 November 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 25 November 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,38 persen di level Rp15.930 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,52 persen ke level harga Rp15.942 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelaku pasar mengurangi taruhan untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin dari Federal Reserve pada bulan Desember menjadi 52 persen, dibandingkan dengan 72 persen sebulan lalu, menurut CME Fedwatch.
"Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi yang disukai Fed, dijadwalkan untuk dirilis pada hari Jumat mendatang, dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 26 November.
Selain itu, Ibrahim menyampaikan pencalonan Bessent sebagai Menteri Keuangan membebani dolar, di tengah beberapa taruhan bahwa ia akan menjadi suara moderasi dalam pemerintahan Trump.
Namun, kemunduran dolar bisa bersifat sementara, mengingat Bessent secara terbuka mendukung dolar yang kuat dan juga mendukung tarif perdagangan.
"Dolar diperkirakan akan tetap didukung oleh kebijakan Trump, yang dipandang sebagai inflasi, dan kemungkinan akan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di AS selama beberapa tahun mendatang," jelasnya.
Sementara dari dalam negeri, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar 5,9 miliar dolar AS, di mana sebelumnya mengalami defisit sebesar 0,6 miliar dolar AS pada kuartal II 2024.
Surplus tersebut dipicu oleh perbaikan sejumlah indikator, salah satunya penurunan defisit transaksi berjalan menjadi 2,2 miliar dolar AS atau 0,6 persen dari PDB, lebih baik dibandingkan defisit 3,2 miliar dolar AS pada kuartal II 2024.
Stabilitas ketahanan eksternal Indonesia hingga saat ini tetap terjaga di tengah berbagai dinamika risiko global yang tengah terjadi, yang salah satunya ditunjukkan oleh capaian surplus pada neraca transaksi ekonomi internasional Indonesia.
Baca juga:
Surplus NPI juga dipicu oleh adanya peningkatan surplus Transaksi Modal dan Finansial menjadi 6,6 miliar dolar AS atau 1,8 persen dari PDB dari sebelumnya hanya sebesar 3,0 miliar dolar AS atau 0,9 persen dari PDB pada kuartal II 2024.
Perkembangan positif ini dipengaruhi oleh peningkatan surplus investasi langsung menjadi 5,2 miliar dolar AS, didorong tingginya penyertaan modal asing dalam bentuk ekuitas, terutama di sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan besar dan eceran.
Capaian surplus NPI tersebut turut memengaruhi posisi cadangan devisa Indonesia. Cadangan devisa telah meningkat menjadi sebesar 149,9 miliar dolar AS pada akhir September 2024, atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Selasa, 26 November 2024 dalam rentang harga Rp15.820 - Rp15.910 per dolar AS.